Sentimen
Positif (100%)
15 Jun 2023 : 01.02
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Festival Lestari 5, Kolaborasi untuk Pembangunan Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulteng

15 Jun 2023 : 01.02 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Festival Lestari 5, Kolaborasi untuk Pembangunan Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulteng

Krjogja.com - JAKARTA - Upaya mendorong roda ekonomi dan menjaga kelestarian alam tidak bisa dilakukan dengan praktek bisnis konvensional. Akselerasi pertumbuhan ekonomi setelah perlambatan akibat Covid-19 dan bencana alam di Kabupaten Sigi, dan Provinsi Sulawesi Tengah membutuhkan keterlibatan dan kolaborasi berbagai pihak.

Pemerintah Kabupaten Sigi sadar betul bahwa untuk dapat mencapai semua target ini, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendirian. Maka, Festival Lestari 5 diselenggarakan sebagai upaya kolaborasi multipihak dalam rangka membangun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah.

“Festival ini sebagai sebuah perayaan bersama untuk mengenal lebih dalam potensi alam, budaya dan masyarakat Sulawesi mencerminkan harapan bagi Kabupaten Sigi dan kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Tengah Tengah sekaligus ajang tukar belajar inovasi pembangunan dan bisnis berbasis alam antara kabupaten anggota LTKL dan para jejaring mitra yang sejalan dengan prinsip pembangunan hijau,” kata Bupati Sigi, Mohamad, Irwan Lapatta dalam di Jakarta, Kamis (08/05/2023).

Irwan menambahkan, dengan memperkenalkan kekayaan potensi alam, dan budaya ini, Festival Lestari dapat membuka peluang terciptanya investasi lestari yang mengedepankan aspek perlindungan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga, roda ekonomi dapat berputar dan memastikan alam tetap terjaga.

Festival Lestari adalah agenda tahunan yang digelar oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), kaukus pembangunan lestari di bawah Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan ini dan mengusung tema ‘Tumbuh Lebih Baik’, agar dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan ini.

Irwan mengatakan, sejak tahun 2020 Kabupaten Sigi sudah mulai bereksperimen dengan berbagai cara inovatif termasuk hilirisasi basis alam yang dikembangkan secara kolaboratif bersama mitra dan orang muda daerah sebagai penggerak utama. Tujuan pembangunan lestari ini bukan tanpa sebab, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki Cagar Biosfer Lore Lindu, salah satu dari 19 cagar biosfer di Indonesia dimana luasnya mencapai 1,6 juta hektar.

Peran dan fungsi cagar ini sangat strategis, sehingga membutuhkan model pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, Festival Lestari juga menghadirkan Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam untuk membuka peluang kerjasama, dan kolaborasi multipihak untuk mendukung implementasi pembangunan lestari di Indonesia.

“Kami melihat potensi inovasi basis alam sebagai jangkar bagi pendekatan pengelolaan kawasan yang lebih lestari bagi Sulawesi Tengah, Indonesia, bahkan dunia. Jika kita bergotong royong, model ini bisa dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Restoratif dalam konteks cagar biosfer yang membuktikan bahwa dalam kawasan tersebut lingkungan bisa dijaga secara konsisten dan masyarakatnya betul-betul sejahtera,” imbuhnya.

Forum Bisnis dan Investasi bertajuk Membuka Peluang Ekonomi Restoratif Cagar Biosfer di Sulawesi Tengah ini akan menjadi forum bisnis dan investasi pertama di Indonesia yang mengangkat inovasi dan solusi berbasis alam sebagai jawaban atas permasalahan krisis iklim dan praktik bisnis. Pendekatan ini sangat relevan dalam menghadapi isu-isu lingkungan yang mendesak saat ini.

“Forum Bisnis dan Investasi untuk Inovasi Basis Alam ini digelar untuk mewujudkan pembangunan lestari, sebab dalam upayanya membutuhkan dukungan banyak pihak dari sisi teknis, investasi, transaksi dan pendanaan,” kata Kepala Sekretariat LTKL, Gita Syahrani.

Gita berharap melalui forum ini dapat tercipta gotong royong sinergi dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mewujudkan pembangunan lestari. Dalam kesempatan ini, ragam portofolio komoditas lestari, produk-produk UMKM lestari, dan konsep pitch di Kawasan Ekonomi Restoratif Sulawesi Tengah akan disajikan.

Inovasi berbasis alam tidak hanya menyasar rantai pasok komoditas, tetapi juga menyasar percepatan pertumbuhan UMKM dan nilai transaksi pelaku usaha kecil dan menengah, sejalan dengan target Bangga Buatan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp50 Miliar untuk tahun 2023.

Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Kementerian Investasi, Ratih Purbasari Kania mengatakan tren investasi yang mengutamakan dampak (selain keuntungan) semakin meningkat. Apalagi dengan semakin banyaknya bencana alam karena dampak perubahan iklim serta Pandemi COVID-19, banyak investor yang tidak hanya berharap mendapat keuntungan, tapi juga berharap investasi yang digelontorkan dapat menciptakan dampak baik.

Melihat tren tersebut, di tahun 2022 Kementerian Investasi/BKPM dengan kerjasama berbagai pihak, meluncurkan Panduan Investasi Lestari. Panduan ini dapat dipakai oleh berbagai pihak, khususnya investor, bisnis, dan pemerintah untuk mendorong semakin banyaknya investasi-investasi yang tidak hanya memiliki nilai ekonomi tapi juga berdampak baik.

Ratih menyebut, Kementerian Investasi mendorong investasi berkelanjutan salah satunya melalui penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI). Melalui PPI, Kementerian Investasi mengumpulkan berbagai potensi daerah yang siap ditawarkan sebagai peluang investasi. Penyusunan proyek investasi di dalamnya turut memperhatikan aspek keberlanjutan.

“Dalam implementasi ini, tidak hanya pemerintah pusat yang memegang peranan penting mewujudkan target ekonomi hijau, keterlibatan pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan untuk mendorong kolaborasi,” ujar Ratih.

Untuk itu, Kementerian Investasi bersama-sama LTKL dan kabupaten anggotanya melakukan rangkaian proses ko-kreasi untuk mengembangkan portofolio investasi berkelanjutan untuk daerah-daerah yang mempromosikan komoditas berkelanjutan, salah satunya Kabupaten Sigi.

Senada dengan Ratih, Rama Manusama dari Koalisi Ekonomi Membumi dan Katalys Partners, mengatakan saat ini pendanaan berkelanjutan dan fokus pada dampak sudah siap berinvestasi dan sedang mencari portofolio investasi di Indonesia. Rama menambahkan, Glasgow Financial Alliance for Net Zero memiliki aset investasi senilai US$130 triliun. Aliansi ini berkomitmen melakukan pendanaan terhadap portofolio yang dapat mengurangi emisi gas.

Dia menyebut penting untuk mempersiapkan portofolio investasi lestari untuk menyambut investasi dan pendanaan ini dan memastikan kepada investor dan pembeli bahwa standar lingkungan sudah dijaga dengan baik. Katalys dan Koalisi Ekonomi Membumi tengah membangun proyek pilot di Kabupaten Sigi untuk menguatkan dari sisi hulu secara terintegrasi untuk menyiapkan portofolio.

Co-Founder Java Kirana, Noverian Aditya mengatakan tren investasi hijau perlu dukungan secara profesional untuk memastikan bisnis lestari tetap menguntungkan. “Dengan value chain gotong royong dan bantuan pemerintah, harapannya implementasi ini bisa dilaksanakan lebih cepat dan berdampak lebih luas, Java Kirana berperan memasukkan sisi profesionalitas agar konsep bisnis berkelanjutan ini tetap profit dan lestari, serta berdampak lebih luas,” kata Noverian. (*)

Sentimen: positif (100%)