Elite Demokrat Harap Mega dan SBY Segera Bertemu

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

14 Jun 2023 : 22.59
Elite Demokrat Harap Mega dan SBY Segera Bertemu
Jakarta -

Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengungkapkan keinginannya dalam akhir-akhir ini. Jansen berharap Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri bertemu.

"Aku berharap sekali, ini pendapatku secara pribadi, Pak SBY dan Ibu Mega ini bisa bertemu," kata Jansen dalam adu perspektif detikcom bersama Total Politik, Rabu (14/6/2023).

Jansen menyebut pertemuan itu tentu akan menciptakan sejarah Indonesia tentang hubungan SBY dan Megawati seperti apa. Hal ini katanya, agar menunjukkan bahwa hubungan keduanya bisa dicatat dengan jelas untuk generasi yang akan datang.

-

-

"Ini membayangkan begini, tadi malam aku berdiskusi dengan teman aku berharap sekali Ibu Mega dan Pak SBY ini, ini kalau 2029 besok mungkin udah 80 tahun umurnya mereka. Bagaimana nanti sejarahwan 50 tahun lagi mencatat, karena mereka berdua ini nggak mungkin bisa dihilangkan dari sejarah Indonesia, orang mantan presiden," ujarnya.

Jansen kemudian bercerita bahwa dirinya sempat ditanya sang adik soal hubungan Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-3 BJ Habibie. Hal inilah yang menjadi dasar atas harapan SBY dan Megawati bertemu.

"Ada dulu, presiden RI ke-5 dan ke-6 hubungannya begini-begini. Kalau kita ngerti konteksnya. Ini mirip seperti ada adikku nanya 'Bang, gimana dulu hubungan Pak Harto dan Pak Habibie, katanya nggak omongan ya? Sampai meninggal itu nggak cakapan ya'. Susah kita jelaskan, karena dia generasi sekarang," katanya.

"Karena dalam catatan sejarah hari ini, orang menulis hubungan Pak Harto dan Pak Habibie itu tidak baik-baik aja. Kalau kita ngerti konteksnya, dulu tuh ada situasi tekanan mahasiswa Pak Harto mundur, harapannya waktu itu mungkin Pak Habibie itu juga bareng-bareng ikut mundur, bukan naik jadi presiden sebagaimana konstitusi," tambahnya.

Lebih lanjut, kata Jansen, wajar saja Habibie maju sebagai presiden. Lantaran hal itu telah tertuang dalam peraturannya.

"'Kalau menurut abang gimana?', udah pas lah tindakan Pak Habibie itu, karena konstitusi mengatakan kalau presiden mundur digantikan wapres, kalau dua-duanya tambah kacau, nggak mungkin negara negara tanpa pemimpin, bisa kita jelaskan kalau sekarang nggak bisa," katanya.

(azh/dnu)

Sentimen: netral (88.3%)