Sentimen
Positif (96%)
11 Jun 2023 : 15.06
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Idul Adha 1441 Hijriah

Kab/Kota: Madinah, Mekah

Bertemu Ariful Bahri Pria Asal Riau Isi Kajian di Masjid Nabawi Berbahasa Indonesia

11 Jun 2023 : 15.06 Views 3

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Bertemu Ariful Bahri Pria Asal Riau Isi Kajian di Masjid Nabawi Berbahasa Indonesia

Krjogja.com - Ariful Bahri, Warga Negara Indonesia (WNI) asal Riau, setiap hari mengisi kajian keislaman (mengaji -red) dalam bentuk ceramah dengan bahasa Indonesia di Masjid Nabawi.

Tanpa ada libur, Ariful konsisten memberikan materi keislaman kepada jemaah yang mayoritas merupakan orang Indonesia.

Kisahnya berawal saat ia kuliah S2 di Universitas Islam Madinah (UIM). Di tahun 2019, kampus UIM bekerjasama dengan pihak Masjid Nabawi untuk mengirim mahasiswanya yang secara keilmuan mumpuni dan lancar berbahasa Indonesia untuk memberikan kajian di Masjid yang didirikan Rasulullah itu.

Ariful mengaku tidak tahu bagaimana proses seleksinya. Ia mengaku tiba-tiba dirinya diterima untuk ngisi kajian di Nabawi. Ia tidak pernah diminta berkas apapun dan tidak ada proses seleksi lainnya.

"Cara pemilihannya kami tidak tahu. Ini karunia Allah, ya. Mungkin karena data-data kami kan sudah ada semua di UIM," kata pria yang mulai belajar di UIM sejak 2007 itu kepada wartawan MCH, Senin (06/06/2023) di Madinah.

Setelah mendapatkan informasi melalui WhatsApp bahwa namanya tercatat sebagai mahasiswa UIM yang lolos mengisi kajian di Nabawi, baru ia diminta menghubungi salah seorang Syaikh di masjid tersebut yang mengurusi bagian dakwah.

"Waktu itu saya sedang liburan di Indonesia. Setelah Idul Adha langsung ke sini. Saya interview dengan syaikh terkait bahasa Arab, hafalan Al-Qur'an dan sebagainya," tuturnya.

Pria lulusan doktor bidang syari'ah itu mengisi kajian di pintu (gate) 19, tidak jauh dari pintu utama masjid Nabawi. Di luar musim haji kajiannya fokus dua hal, yaitu keutaman-keutamaan kota Madinah dan sejarahnya. Sedangkan saat musim haji kajiannya fokus seputar manasik haji.

"Seputar keutamaan-keutamaan Madinah dan sejarahnya. Saat musim haji seperti sekarang fokus soal mansik haji," kata Ariful.

Pantauan di lapangan, pada musim haji kajian yang digelar setiap setelah salat Maghrib itu dihadiri seribuan jemaah yang mayoritas merupakan jemaah haji Indonesia. Ariful juga senang melihat jemaah Indonesia di masjid tidak hanya duduk-duduk saja.

"Ngaji Al-Qur'an mungkin penat atau belum bisa, jadi supaya tidak duduk-duduk begitu saja mereka ikut kajian," tuturnya.

Selain dari jemaah Indonesia, kajiannya juga dihadiri oleh jemaah-jemaah dari negara lain, seperti Malasyia, Filipina, Brunai Darussalam, dan negara tetangga Indonesia lainnya.

Kepada jemaah Indonesia, khususnya yang mengikuti kajiannya, Ariful meminta untuk manfaatkan waktu di Madinah untuk belajar agama, selain tentu untuk beribadah. "Ada banyak manfaatnya bagi siapapun, agar kita nambah cinta sama Nabi, insya Allah," katanya lagi.

Soal metode dan cara pandang yang digunakan saat mengisi kajian, pria lulusan pesantren di Riau itu mengaku semua mazhab empat dalam Islam tidak jauh berbeda, tergantung bagaimana dirinya menyampaikan kepada para jemaah.

"Alhamdulillah orang Indonesia orang yang mau mendengarkan. Mazhab itu tidak jauh berbeda, yang beda itu cara menyampaikan mereka," Ariful kembali menegaskan.

Mengaku bangga, Ariful bersyukur setiap hari bisa salat di Masjid Nabawi. Lebih-lebih bisa mengisi kajian di Masjid kebanggaan umat Islam.

"Bangga lah, ya, bisa salat di sini, bisa ngajar ngaji di sini, setiap hari" ujarnya.

Dikatakan Ariful, jemaah asal Indonesia juga insya Allah senang ada orang Indonesia ngisi pengajian di masjid Nabawi. "Karena insya Allah orang Indonesia juga bangga. Ternyata ada ya orang Indonesia yang ngajar di sini," ucapnya lagi.

Ariful mengaku rumahnya cukup jauh dari Masjid Nabawi. Jaraknya sekitar 7 kilo meter dari masjid tempatnya mengajar setiap hari.

"Setiap hari ngisi kajian. Pokoknya kalau tidak sakit atau tidak ke Mekah, pasti ngajar," ujarnya dengan linangan air mata.

Berkisah soal dukanya, Ariful mengaku sakitpun kadang tetap mengisi kajian, tidak pernah libur, bahkan saat lebaran tiba.

"Kadang tubuh menggigil, demam. Saya minta ke Abang saya cepat bawa ke Masjid Nabawi. Enggak ada libur, lebaran juga gass," tutupnya. (Rini Suryati)

Sentimen: positif (96.2%)