Sentimen
Positif (100%)
11 Jun 2023 : 05.31
Informasi Tambahan

Institusi: Arus Survei Indonesia

Kab/Kota: Menteng

Belasan Kader Senior PPP dan Golkar Pendukung Anies Temui AHY

11 Jun 2023 : 12.31 Views 1

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Belasan Kader Senior PPP dan Golkar Pendukung Anies Temui AHY

KNews.id – Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menerima amunisi dukungan baru. Uniknya, amunisi itu datang dari kader-kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golongan Karya (Golkar).

Belasan kader yang cukup senior dari PPP dan Golkar itu tiba sekitar 14.00 WIB di DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka disambut Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.

Rombongan datang menggunakan dua mobil minibus sedang yang masuk langsung ke pekarangan DPP Partai Demokrat. Bahkan, mereka tiba menggunakan jaket seragam partai mereka berwarna khas hijau dan kuning.

Deputi Media Massa Partai Demokrat Ni Luh Putu Caosa Indryani dalam undangannya memang menyebutnya sebagai sekber Koalisi Indonesia Bersatu Pendukung Anies. “Silaturahim sekber koalisi KIB pendukung Anies dengan ketua umum Partai Demokrat,” kata Ni Luh, Rabu (7/6/2023).

Kedatangan mereka memang terbilang mengejutkan karena PPP secara organisasi sudah mengumumkan dukungan kepada Ganjar Pranowo. Sedangkan, Partai Golkar masih menanti rakernas untuk mengumumkan pilihannya.

Arus Bawah PPP tak Solid
Meski DPP PPP telah resmi menyatakan berkoalisi dengan PDIP, suara arus bawah partai berlambang Ka’bah itu diduga tak solid. Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, suara pemilih PPP lebih banyak memilih bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dibandingkan Ganjar Pranowo.

Hal itu diketahui survei LSI Denny JA terhadap 1.200 responden pada rentang 3 hingga 14 Mei 2023 yang mendapati sebanyak 48,4 persen pemilih PPP mendukung Prabowo. Sedangkan, pemilih PPP yang memilih Ganjar sekitar 28,7 persen dan suara pemilih untuk Anies Baswedan ada sekitar 20,8 persen.

“Meski dukungan partai sudah ikut bergabung di koalisi Pak Ganjar dengan PDIP, jika dilihat dari pemilih-pemilihnya, paling banyak dukung Pak Prabowo 48,4 persen, Pak Ganjar 28,7 persen, kemudian Pak Anies 20,8 persen,” ujar peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam Konferensi Pers Hasil Temuan dan Analisis Survei Nasional LSI Denny JA bertajuk 4 Pertarungan Pilpres 2024, Senin (29/5/2023).

Ardian mengatakan, berdasarkan pertarungan pendukung partai, Prabowo Subianto unggul di pemilih Partai Gerindra sebesar 81,3 persen, Golkar 55,4 persen, PKB 46,2 persen dan PPP. Meskipun Golkar hingga saat ini belum memutuskan dukungan ke bacapres manapun, suara pemilih Golkar untuk Prabowo Subianto sebesar 55,4 persen, disusul Anies Baswedan sebesar 17,5 persen, sedangkan ke Ganjar hanya sebesar 14,3 persen.

“Jadi, secara mayoritas meskipun belum mutlak ya (dukung ya) baru 55,4, tetapi Partai Golkar pemilihnya dukung Pak Prabowo,” ujarnya.

Sementara untuk Ganjar, hanya unggul di pemilih PDIP sebesar 69,7 persen. Untuk Anies Baswedan unggul di pemilih Nasdem sebesar 58,5 persen, PKS 60,7 persen, Demokrat 40,8 persen, dan PAN 48,1 persen.

“Dari partai partai yang ada, Pak Ganjar relatif unggul di pemilih PDIP. Pak Anies relatif unggul di PKS, Nasdem juga Demokrat dan PAN,” ujarnya.

AHY di Daftar Cawapres Ganjar
Dari berbagai survei, elektabilitas calon presiden (capres) Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan mengalami anomali karena terus terjadi penurunan. Bahkan, beberapa bulan terakhir, elektabilitas Anies terus tertinggal dari pesaingnya Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.

Bahkan, khusus di Jawa Timur, Survei terbaru yang dilakukan Arus Survei Indonesia (ASI) menunjukkan, elektabilitas Anies Baswedan tertinggal jauh dibanding Prabowo dan Ganjar. Elektabilitas Anies hanya 8,3 persen. Sedangkan Prabowo Subianto 36,7 persen. Ganjar Pranowo 35,4 persen.

Pengamat politik Yusak Farchan mengatakan, kondisi itu disebabkan dua penyebab. Pertama dikarenakan memang formasi cawapres dari Anies belum definitif. Walaupun disebut sudah mengerucut, belum ada deklarasi resmi.

Kedua, belum ada narasi terkait perubahan yang mereka usung secara lebih detail lagi seperti apa. Hal ini merupakan tugas dari Koalisi Perubahan untuk menjabarkan narasi itu secara lebih detail.

Sebab, ia mengingatkan, ekspektasi publik berharap ada upaya-upaya korektif kepada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Apalagi, Koalisi Perubahan untuk Persatuan sejak awal memang ingin mengusung semangat perubahan.

Faktanya, lanjut Yusak, dua kali pilpres karena masa jabatan presiden sudah dibatasi dua periode, yang lazim terjadi ada semangat perubahan. Artinya, memang akan selalu ada semangat ingin mengganti presiden baru. “Ini yang harus ditangkap teman-teman di Koalisi Perubahan,” ujar Yusak kepada Republika.co.id, Selasa (6/6/2023).

PDIP Berupaya Tarik AHY dari Anies
Masuknya AHY ke dalam kandidat calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan PPP, disebut sebagai upaya ‘menarik’ AHY dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang telah mengusung Anies Baswedan. “Saya menghormati, seperti saya menghormati siapapun yang memberikan sikap atau pernyataan. Bagi saya, demokrasi ruang yang bebas, ruang yang luas untuk hadirnya gagasan semacam itu,” kata AHY mengomentari hal tersebut, Rabu (7/6/2023).

AHY menilai, politik Indonesia memang harus cair karena bukan politik pembelahan. Jika Amerika Serikat saja yang hanya memiliki dua partai selalu membuka komunikasi, Indonesia yang multi partai harus terus mampu membangun komunikasi.

Ia menekankan, kalau ada perbedaan antara tiga parpol merupakan sebuah kewajaran. Malah, aneh jika tiga parpol, tiga entitas berdaulat dengan konstituen masing-masing, agenda, semua seragam tanpa dialog dan debat.

Terkait capres-cawapres KPP, ia menekankan, memang belum tentu sempurna dan ideal. Tapi, AHY melihat, paling tidak pasangan yang nanti dipilih menjawab kriteria yang sudah disepakati bersama dalam Piagam Kerja Sama.

“Selebihnya, kita serahkan kepada bacapres kita Mas Anies Rasyid Baswedan,” ujar AHY. (RZ/RPL)

Sentimen: positif (100%)