POJOKSATU.id, JAKARTA- Anggota Pusat Kajian Assessment Pemasyarakatan, Kemenkumham Reza Indragiri Amriel menganalisa kasus Bripka Andry mengaku sudah menyetor uang ke Komandan Batalyon (Danyon) B Pelopor Satbrimob Polda Riau, Kompol Petrus H Simamora.

Kasus setoran keatasan itu, kata dia, harus diselidil secara tuntas kemana saja mengalirnya uang setoran Bripka Andry, selain ke Kompol Petrus.

“Karena diklaim sudah terjadi penyetoran dana, maka perlu dicek seluk-beluk penyerahan dana itu,” kata Reza kepada pojoksatu.id, Kamis (8/6/2023).

Reza menilau, bila ditelisik komunikasi Bripka Andry dengan Kompol Petrus awalnya sangan linear. Di mana saat Petrus memberikan instruksi, pihaknya satu langsung mematuhinnya.

“Andry dan Petrus berkomunikasi secara linear. Yang satu memberikan instruksi, yang lain mematuhi,” ujarnya.

Namun ketika Bripka Andry dimutasi, lanjutnya, di situlah terjadi perbuatan melanggar hukum.

“Selanjutnya terjadi perbuatan pidana sebagaimana yang diinstruksikan,” tuturnya.

Karena itu, Reza menduga ada indikasi sistem mutasi dan pengembangan karir di institusi Polri yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Ulah kasus Andry-Petrus mengindikasikan adanya sistem mutasi dan pengembangan karir (manajemen SDM) pada institusi Polri yang tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Seperti diketahui, Bripka Andry mengaku sudah diperintahkan menyetor uang ke Komandan Batalyon (Danyon) B Pelopor Satbrimob Polda Riau Kompol Petrus H Simamora sejak Oktober 2021.

Adapun total uang yang telah disetor ke Kompol Petrus, kata Andry, lebih kurang Rp 650 juta.

“Itulah yang saya heran kenapa saya dimutasi tanpa ada salah. Saya merasa mutasi ini tidak wajar. Mutasi harus dipercepat, ada apa?” kata Andry.

Reporter : firdausi