PIKIRAN RAKYAT – Masyarakat sempat dihebohkan dengan hilangnya Arca Ganesha yang sudah sejak lama ada di bibir kawah Gunung Bromo, Kabupaten Probolonggo, Jawa Timur. Arca Ganesha yang hilang itu terbuat dari semen cor yang dipasang masyarakat Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo pada 2012 silam.

Penyebab hilangnya Arca Ganesha di bibir kawah Gunung Bromo masih jadi pertanyaan besar banyak pihak. Polres Probolinggo yang melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) menyimpulkan arca tersebut jatuh ke kawah Gunung Bromo.

Arca Ganesha itu berada di ketinggian kurang lebih 50 meter dari tangga bibir Gunung Bromo. Kabar hilangnya Arca Ganesha itu pertama kali dilaporkan pada 17 Mei 2023 lalu.

Setelah hilang dan sempat kosong, Arca Ganesha di bibir kawah Gunung Bromo telah diganti oleh tim Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS). Pengganti Arca Ganesha itu ditempatkan di tempat yang sama dengan arca sebelumnya.

Baca Juga: Bappenas Ungkap Dampak El Nino, Produksi Padi Bisa Turun Sampai 5 Juta Ton

“Arca Ganesha telah diganti yang baru, di tempat yang sama dengan melaksanakan ritual sederhana,” ujar Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani.

Proses penggantian arca baru di bibir kawah Gunung Bromo itu juga dilakukan di tanggal yang telah ditentukan. Adapun waktu penggantian arca tersebut dilakukan sesuai petunjuk dari leluhur suku Tengger.

Arca baru ditempatkan di bibir kawah Gunung Bromo pada Jumat, 2 Juni 2023 pukul 00.35 WIB. Pihak yang memasang arca baru juga bukanlah orang sembarangan.

Pemasangan arca baru dilakukan oleh sejumlah anggota Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan diserahterimakan oleh Romo Dukun Keto, dari wilayah Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Arca Ganesha yang baru itu didatangkan dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Baca Juga: 'Quote of The Day' dari Aldi Taher: Kalau Nyaleg Dimulai dengan Bagi-Bagi Duit, Ujung-ujungnya Korup

Besar arca baru ini sama dengan Arca Ganesha yang hilang sebelumnya. Arca baru itu memiliki dimensi tinggi kurang lebih 50 centimeter, lebar 50 centimeter, dan berat kurang lebih 25 kilogram.

Meski diganti dengan arca yang baru, pengelola taman wisata Gunung Bromo berharap simbol tersebut bisa menjaga kelestarian alam dan budaya masyarakat Tengger. Apalagi kawasan tersebut sangat kental dengan budaya dan patut dijaga kelestariannya.

Setelah banyak pembangunan di kawasan wisata tersebut, wisatawan dalam negeri dan luar negeri makin banyak yang berkunjung. Pada tahun 2022, tercatat ada 318.919 wisatawan yang datang ke Gunung Bromo.

Oleh karena itu pelestarian harus tetap dilakukan agar tak meninggalkan nilai-nilai luhur yang selama ini dipercaya oleh masyarakat setempat.***