Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bangka
Tokoh Terkait
Siap-Siap, Keputusan Jokowi Bakal Buat China 'Menderita'
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) siap beraksi lagi. Kali ini, secara tegas akan melarang kegiatan ekspor pasir silika atau pasir kuarsa seperti komoditas mineral lainnya, pasir kuarsa akan digunakan di RI sebagai ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di mana, pasir kuarsa sangat berfungsi sebagai pembuatan Panel Surya.
Kelak, kebijakan Presiden Jokowi ini kembali akan merugikan industri di China. Tak hanya bauksit, China juga menjadi penikmat pasir kuarsa dari Indonesia untuk industri pembuatan Solar Panelnya.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa dalam perhitungan pemerintahannya, pasir silika atau kuarsa rupanya memiliki sebanyak sekitar 60 ribu turunan yang memiliki nilai tambah.
"2027 ekosistem EV harus tuntas. Semua hilirisasi termasuk pasir silika juga akan kita larang ekspor. Kalau pasir silika ini saya sudah hitung turunannya ada 60 ribu, ada nilai tambah yang besar," ungkap Presiden Jokowi di Istana Negara, dikutip Sabtu (3/6/2023).
Pantas Presiden Jokowi bakal melarang pasir ini, rupanya pasir kuarsa menjadi bahan baku inti pembuatan kaca yang menjadi komponen utama panel surya.
Permintaan ke China Naik
Sebagaimana diceritakan Direktur PT Samindo Resources Tbk (MYOH) Gilbert Markus Nisahpih, Indonesia memiliki sumber daya alam yang juga memiliki nilai penting dalam energi alternatif. Bukan nikel, tapi pasir kuarsa.
Dalam kisahnya, Gilbert mengungkapkan, ia selalu berkomunikasi dengan sejawatnya di China selama tiga hingga empat bulan terakhir. Mereka mengatakan, China cukup maju dengan penggunaan energi matahari.
Ini terbukti dalam enam bulan hingga satu tahun terakhir, permintaan pasir kuarsa dari China ke Indonesia naik cukup tajam. Harganya bahkan sudah naik cukup signifikan.
"Untuk apa pasir ini? untuk solar panel. China itu sedang giat sekali membangun panel surya. Mereka membutuhkan pasir kuarsa dalam jumlah yang sangat besar," jelas Gilbert.
Bangun Industri Sendiri
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebutkan Indonesia akan membangun pabrik panel surya di dalam negeri, setelah selama ini hanya bisa mengimpor panel surya dari negara lain.
"Ya (bangun pabrik) di Indonesia. Kalau per sekarang dalam bayangan saja, nggak jangka pendek, adalah pabrik PLTS dari hulu, bukan nyambung-nyambung selnya diimpor. Kita ingin punya itu, industri yang hulunya, Pak Menteri ESDM juga sering menyampaikan," ungkap Dadan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (16/3/2023).
Dadan mengungkapkan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk proyek pabrik panel surya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dia pun menyebut kemungkinan salah satu pabrik panel surya akan dibangun di wilayah tersebut.
Kenapa Bangka Belitung?
Dia mengatakan, Bangka Belitung dinilai lokasi tepat untuk membangun pabrik panel surya karena memiliki salah satu bahan baku pembuatan panel surya, yakni pasir kuarsa.
Tidak lupa, Dadan juga mengungkapkan Indonesia tidak akan hanya membangun satu pabrik panel surya. Nantinya, akan ada beberapa jenis pabrik panel surya yang akan dibangun di Indonesia.
"Kalau di Bangka Belitung kan bagus dari sumber pasirnya, nanti mungkin nanti di situ, kan pabriknya nggak satu, nanti ada beberapa jenis pabrik," tambahnya.
[-]
-
Jokowi Jengkel! Bauksit Bikin China Jadi Eksportir No.1 Dunia
(fsd/fsd)
Sentimen: positif (98.1%)