Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bern, Moskow
Tokoh Terkait
Parlemen Swiss Tolak Izinkan Pengiriman Senjata ke Ukraina
Detik.com Jenis Media: Metropolitan
Majelis rendah Parlemen Swiss menentang proposal pengesahan transfer senjata buatan Swiss ke Ukraina. Pemungutan suara di parlemen itu dilakukan ketika Presiden Swiss Alain Berset bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di KTT Komunitas Politik Eropa di Moldova.
Dilansir AFP, Jumat (2/6/2023), Berset dan Zelensky membahas masalah ekspor bahan perang. Dewan Nasional di Bern pun memberikan suara 98 berbanding 75 menentang inisiatif parlementer yang diajukan oleh sebuah komite.
"Menerima usulan ini berarti berkomitmen pada salah satu protagonis. Oleh karena itu melanggar kenetralan," kata legislator dari Partai Rakyat Swiss, Jean-Luc Addor.
Posisi lama Swiss telah menjadi salah satu netralitas militer yang dipersenjatai dengan baik. Negara yang terkurung daratan berpenduduk 8,8 juta orang itu mewajibkan wajib militer untuk laki-laki.
Masalah tradisi netralitas Swiss telah diperdebatkan dengan hangat sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Negara kaya yang bukan anggota Uni Eropa ini sebenarnya telah mengikuti jejak blok tersebut dengan memberikan sanksi kepada Moskow.
Terlepas dari tekanan Kyiv dan sekutunya, Swiss sejauh ini menolak untuk mengizinkan negara-negara yang memiliki persenjataan buatan Swiss untuk mengekspornya kembali ke Ukraina.
Sampai saat ini, Swiss telah menolak permintaan eksplisit dari negara-negara termasuk Jerman, Spanyol dan Denmark, menunjuk pada Undang-Undang Material Perangnya, yang melarang semua ekspor ulang jika negara penerima berada dalam konflik bersenjata internasional.
Pada pertemuan puncak di Moldova, Kyiv dan Chisinau mendesak para pemimpin Eropa untuk memberikan lebih banyak dukungan melawan agresi Rusia. Berset mengatakan di Twitter bahwa dia mengadakan "pertemuan produktif dengan Zelensky tentang situasi di lapangan, bantuan kemanusiaan Swiss dan rekonstruksi".
Penyiar nasional Swiss RTS mengatakan pertemuan itu berlangsung selama 25 menit. Mereka juga membahas aset yang diblokir, peran Swiss dalam pembersihan ranjau, dan posisi negara dalam mengekspor kembali senjata.
"Saya percaya bahwa posisi dan peran Swiss sangat dipahami oleh orang Ukraina," kata Berset, seraya menambahkan bahwa dia siap pergi ke Ukraina kapan saja.
"Kami menerapkan hukum kami. Kami telah menunjukkan sejak awal bahwa kami tidak acuh terhadap apa yang terjadi, kami berkomitmen kuat bersama Ukraina. Hari ini, hal terpenting adalah bersatu, tidak mentolerir apa yang terjadi di Ukraina timur dan bahwa satu negara berbaris di negara lain," ujarnya.
(haf/idh)Sentimen: negatif (99.2%)