Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) buka suara terkait gagalnya peluncuran satelit yang direncanakan. Hal ini dituangkan dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan media resmi negara itu, KCNA, Rabu, (31/5/2023).

Sebelumnya, satelit pengintaian militer di luar angkasa pada Rabu gagal ketika tahap kedua roket itu tidak berfungsi. Padahal, peluncuran ini telah mendapat persetujuan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un.

"Roket kendaraan satelit baru, Chollima-1, jatuh ke Laut Barat karena kehilangan daya dorong karena mesin menyala secara tidak normal pada tahap ke-2 setelah tahap pertama dipisahkan selama penerbangan normal," kata KCNA dikutip CNN International.

-

-

Namun, Pyongyang mengatakan akan melakukan peluncuran kedua secepat mungkin setelah penyelidikan.

"Kami akan menyelidiki kegagalan tersebut segera dan melakukan peluncuran lain setelah pengujian baru," tambah Badan Pengembangan Antariksa Nasional Korut.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan telah mengidentifikasi sebuah objek yang dianggap sebagai bagian dari apa yang diklaim Korea Utara sebagai kendaraan peluncuran luar angkasanya di laut sekitar 200 kilometer (125 mil) barat Pulau Eocheong sekitar pukul 8:05 pagi dan berada di proses memperolehnya.

Sebelumnya, militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan Pyongyang menembakkan 'proyektil luar angkasa' yang memicu peringatan darurat di Seoul dan Jepang. Ini beberapa minggu setelah Kim Jong Un memerintahkan para pejabat untuk bersiap meluncurkan satelit pengintaian militer pertama negara itu.

Kedua negara kemudian membatalkan peringatan tersebut ketika sudah jelas tidak ada bahaya bagi wilayah sipil dari peluncuran Korut.

Analis mengatakan peristiwa Rabu pagi menggambarkan masalah bagi Korut dan Korsel, bagi Pyongyang dalam program luar angkasanya dan bagi Seoul dalam proses kewaspadaan publiknya.

"Upaya ruang angkasa Korut secara konsisten gagal, menunjukkan bahwa sementara kemampuan balistik militernya sedang dikembangkan, kemampuan peluncuran ruang angkasanya tidak berjalan dengan kecepatan yang sama," kata Malcolm Davis, seorang analis senior di The Australian Strategic Policy Institute.

[-]

-

Video: Korut Bikin Program Nuklir, Korsel Menyusul
(haa/haa)