Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil peran untuk menjadi mediator dan inisiator damai dalam konflik Armenia-Azerbaijan. Ia menyebut Rusia akan membantu kedua belah pihak untuk membuang seluruh persoalan yang masih mengganjal atas kedua negara itu.

Menurut Putin, ketiga pihak yakni kedua negara plus Rusia telah membahas isu komunikasi dan transportasi secara rinci terkait wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan keduanya. Ia berpandangan bahwa hal ini merupakan isu teknis, sementara secara garis besar ia optimistis perdamaian akan terwujud.

"Menurut saya, secara keseluruhan, meskipun ada kesulitan dan masalah, dan jumlahnya cukup banyak, situasinya tetap bergerak menuju penyelesaian," katanya dalam sebuah pertemuan di Kremlin dengan pemimpin kedua negara, dikutip Reuters, Jumat (26/5/2023).

-

-

"Masih ada pertanyaan yang belum terselesaikan, tetapi menurut pendapat saya, dan kami mendiskusikan ini dengan rekan Azerbaijan dan Armenia kami, itu murni bersifat teknis."

Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam sengketa wilayah Nagorno-Karabakh sejak tahun 1991. Pada tahun 2020, Azerbaijan merebut kendali atas wilayah yang telah dikuasai oleh etnis Armenia itu dan membatasi akses ke satu-satunya jalan akses yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Yerevan.

Baku bulan lalu juga mendirikan pos pemeriksaan di sepanjang jalan dengan alasan Armenia menggunakan rute untuk mengirim senjata ke Nagorno-Karabakh. Ini sesuatu yang dibantah oleh Yerevan.

Masalah luar biasa antara kedua belah lainnya yakni terkait hak dan keamanan sekitar 120.000 etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

Terlepas dari pertukaran kesaksian mereka, baik Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan akhir-akhir ini ada kemajuan menuju penyelesaian berdasarkan prinspi saling mengakui atas integritas teritorial masing-masing.

Terganggu oleh perang di Ukraina, Rusia menghadapi tantangan untuk mempertahankan perannya dalam konflik kedua negara itu sebagai perantara. Diketahui, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah melakukan upaya mereka sendiri untuk menyatukan kedua belah pihak.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dikutip oleh kantor berita RIA sebelumnya mengatakan bahwa Barat berusaha ikut campur dalam konflik dan mendiskreditkan kebijakan pemeliharaan perdamaian Rusia.

[-]

-

Ada Ancaman Perang Baru di Asia, Rusia Turun Tangan
(luc/luc)