Sentimen
Positif (100%)
31 Mei 2023 : 05.25
Informasi Tambahan

Kasus: Kemacetan, kecelakaan

Dikritik Anies, Jokowi Dibela Pengusaha Bangun Banyak Tol

31 Mei 2023 : 05.25 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Dikritik Anies, Jokowi Dibela Pengusaha Bangun Banyak Tol

Jakarta, CNBC Indonesia - Strategi era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya menggenjot pembangunan jalan tol dikritik keras oleh Calon Presiden RI dari Partai Nasdem, PKS & Demokrat Anies Baswedan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu membandingkan kondisi jalan di zaman Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia menyinggung, era Presiden SBY pencapaian pembangunan jalan 10 kali lipat dari Jokowi. Dia bilang, Jokowi memang membangun 63% jalan tol yang ada di Indonesia, tepatnya 1.569 km dari 2.499 km tol yang ada.

"Namun itu adalah jalan berbayar, sedangkan yang tidak berbayar, yang digunakan secara gratis yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut-sudut desa ke perkotaan, yang bawa produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari sentra-sentra baik jalan nasional, provinsi dan kabupaten hanya 19.000 km saja," ujar Anies dalam acara Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera pada Sabtu (20/5/2023).

-

-

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai langkah yang dilakukan Presiden Jokowi dalam menggenjot pembangunan jalan tol tidak salah, dan tepat sasaran. Sebab, dengan adanya jalan tol baru tersebut sudah telah mempersingkat perjalanan dari pengiriman logistik, serta volume yang diangkut pun bisa jauh lebih banyak.

"Iya dong (jalan tol menguntungkan), ya iyalah sudah pasti itu akan mempersingkat perjalanan ya, dan volume yang bisa diangkut juga bisa lebih banyak," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/5/2023).

Foto: Jalan Tol Indrapura - Kisaran sepanjang 47,75 Km merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dukungan konektivitas antar wilayah dari Medan ke Kisaran maupun wilayah sekitarnya. (Dok: PUPR)
Jalan Tol Indrapura - Kisaran sepanjang 47,75 Km merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dukungan konektivitas antar wilayah dari Medan ke Kisaran maupun wilayah sekitarnya. (Dok: PUPR)

"Strategi itu gak salah, itu sudah benar. Kalau kita bicara jalan tol itu sih sudah benar gitu loh. Dan itu masyarakat merasakan, coba tanyain semua yang mendapatkan manfaat dan pertumbuhan ekonominya jadi naik. Itu kerasa semua, apalagi di Jawa, di Jawa kerasa banget loh. Kayak, sepanjang trans Jawa itu berkembang semua wilayah yang dilalui," lanjut dia.

Lebih lanjut, Hariyadi menerangkan bahwa secara ekonomi dengan adanya pembangunan jalan tol, utamanya dari sisi logistik itu sudah pasti sangat memberikan keuntungan, cost menjadi menurun, dan dari sisi kecepatan ketersediaan barang juga menjadi lebih cepat.

"Sekarang itu bisa just in time kalau delivery segala macam itu bisa lebih cepat dan bisa lebih tepat waktu," jelasnya.

Selain itu, dia juga menyebut pembangunan jalan tol di era Jokowi ini juga memberikan keuntungan dari sisi pariwisata. Menurutnya, daerah-daerah yang dilalui oleh pembangunan jalan tol, seperti Trans Jawa dan Trans Sumatera, daerah tersebut menjadi lebih berkembang, hanya tinggal dikembangkan kreatifitas dari pemerintah daerah masing-masing yang dilewati jalan tol tersebut.

"Dari sisi pariwisata itu pengaruhnya besar. Yang dilalui itu semua berkembang, tinggal sekarang kreatifitas pemerintah daerah yang dilalui saja kan. Kalau dia pintar, dia bikin destinasi yang menarik segala macam, itu ramai, sudah pasti itu, sudah pasti akan berdampak besar terhadap ekonomi lokal setempat," pungkasnya.

Sementara itu, keunggulan keuntungan lainnya yang bisa didapat dari pembangunan jalan tol menurut Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, jalan tol dapat mengurai kemacetan, hingga mengurangi angka kecelakaan di jalan.

"Setiap tahun menurun nih, kemacetan menurun, angka kecelakaan menurun, korban menurun, baik meninggal, luka berat, luka ringan menurun, ini kan bukti, kita bicara data dong," ujar Lasarus.

Lasarus menekankan, dia sama sekali tidak ingin membela Presiden Jokowi karena berasal dari partai yang sama, melainkan dia bicara berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan.

"Saya tidak ingin menanggapi itu dari sisi politik ya. Saya bukan bela Pak Jokowi karena saya dari partai-nya Pak Jokowi, bukan. Tapi tolak ukurnya jelas, 5 tahun masa pemerintahan SBY saya sudah menjadi pimpinan Komisi V DPR, 10 tahun pemerintahan Pak Jokowi saya pimpinan komisi V, jadi saya tahu di dua masa pemerintahan ini, semua ada plus minusnya," ujarnya.


[-]

-

Dukung Timnas, Jokowi & Anies Masing-Masing Gelar Nobar
(wur)

Sentimen: positif (100%)