Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Legislator PAN: Seruan NU dan Muhammadiyah Mesti Jadi Referensi Pilihan Pemilu 2024
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir sepakat untuk mendorong hadirnya kepimpinan yang bermoral pada Pemilu 2024.
Menanggapi itu, politikus PAN, Guspardi Gaus menuturkan kedua tokoh tersebut menyuarakan sesuatu yang sangat fundamental.
"Kedua sosok pimpinan dari ormas Islam terbesar di Indonesia itu sangat mencermati kondisi kekinian bangsa dan negara, sehingga kedua tokoh itu sepakat untuk menyampaikan gagasan bagaimana seharusnya menyikapi Pemilu 2024,” kata Guspardi dikutip dalam keterangannya, Selasa, 30 Mei 2022.
Guspardi menilai, seruan dari kedua tokoh soal moralitas ini harus dimaknai dan menjadi referensi seluruh elemen bangsa.
Baca Juga: Hilang Selama 5 Bulan, Aktor Brasil Jefferson Machado Ditemukan Tak Bernyawa di dalam Peti Kayu
"Kedua tokoh menyuarakan dan memberikan contoh serta pedoman bagaimana masyarakat ke depan memilih di antara calon-calon yang diusulkan parpol,” katanya.
Legislator asal Sumatera Barat ini pun sepakat bahwa calon pemimpin bangsa di masa mendatang harus melewati seleksi yang sangat selektif dari berbagai aspek. Agar ke depan dapat menghasilkan pemimpin yang bermoral dan mempunyai keberpihakan yang jelas kepada masyarakat.
Tak hanya itu, menurut Guspardi, seruan kepemimpinan bermoral ini juga perlu diresapi oleh KPU, Bawaslu dan DKPP sebagai penyelenggara pemilu yang telah menerima amanah dari negara untuk mengawal dan melaksanakan penyelenggaraan pemilu secara jujur dan adil.
Baca Juga: Tak Pernah Bayar Biaya Umrah dan Haji, Raffi Ahmad: Padahal Aku Juga Mau kalau Bayar
"Memang saat ini kita membutuhkan calon pemimpin yang memiliki rekam jejak mumpuni, baik moralitasnya, perilakunya, intelektualitas, pengalamannya dan lain sebagainya," tuturnya.
Untuk itu diharapkan kepada masyarakat agar jangan hanya semata-mata berpatokan apalagi terlena dengan hasil survei yang dikeluarkan tiap lembaga menyangkut elektabilitas maupun popularitas para calon yang mengapung saat ini.
"Bagaimanpun sebagai negara yang berketuhanan, maka menjadi sebuah keharusan para pemimpinnya memiliki moralitas yang tinggi dalam menjalankan kepemimpinannya di level manapun. Dan itu harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat sebelum menjatuhkan pilihan kepada calon pemimpin masa depan," katanya.***
Sentimen: positif (99.4%)