Sentimen
Positif (50%)
28 Mei 2023 : 11.24
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: bandung, Pati

Kasus: korupsi

Era Jokowi sudah Habis, Pamornya Telah Pudar

28 Mei 2023 : 11.24 Views 1

Oposisicerdas.com Oposisicerdas.com Jenis Media: News

Era Jokowi sudah Habis, Pamornya Telah Pudar

Hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan kepuasan terhadap Jokowi tinggal 15% mungkin ada benarnya. Bahkan jika survei dilakukan lagi akan turun lagi, turun lagi, dan turun lagi sampai mendekati ke titik Nol.

Bagi rakyat yang berakal sehat pasti sadar bahwa kepemimpinan Jokowi, terutama di periode kedua telah membawa malapetaka dan kehancuran bagi negara dan bangsa Indonesia di semua aspek kehidupan (Sholihin MS, Mei 2033)

Benar sekali penjelasan di atas, tapi hebatnya Jokowi kasih merasa berkuasa. Koalisi besar, tangannya yang satu sudah terpotong, jika burung sudah tidak bisa terbang lagi. Langkah Jokowi menahan kader Nasdem akan berbuntut panjang. Kader Nasdem lainnya tentu akan membela temannya. Partai di koalisi perubahan tentu akan bergerak juga, walau secara diam2.

Nasdem dan Surya Paloh adalah aset terbesar Jokowi yg telah ikut memenangkan Jokowi, begitu juga Anies, bahkan Partai Demokrat (2014-2029), tapi semuanya dianggap lawan, bahkan Anies tidak boleh ikut nyapres. Habis manis sepah dibuang, itulah yg terjadi.

Saking ngototnya supaya Anies jatuh, SP Ketua Nasdem ditawari uang yg sangat besar, tapi ditolaknya (https://www.youtube.com/live/izMiFllyXJ8?feature=share), sampai akhirnya menteri asal Nasdem dicopot karena dituduh korupsi. Langkah ini sungguh memalukan, apalagi ditenggarai ada elite partai koalisi yang ikut.

Partai Demokrat lain lagi, partainya akan diambil alih oleh Moeldoko mantan Panglima TNI yg tidak tahu balas budi pada presiden sebelumnya. Juga belum berhasil, karena banyak pati (mantan bawahannya Moeldoko) yg ikut merapatkan barisan. PKS sama juga dipecah dan digoyang, tapi rayuannya tidak berhasil.

Rupanya Jokowi belum puas juga, agar Anies jatuh, digunakanlah KPK jadi alat untuk menahan Anies. Istana memiliki 10 strategi untuk menghadang Anies. Keren juga ya.

(https://youtu.be/VsUWrDynskM) Bayangkan seorang presiden aktif, bisa mengatur presiden mana yg layak sebagai penggantinya.

Timbul pertanyaan mendasar a.l.

1. Mengapa Jokowi begitu bencinya dengan rakyat pribumi Indonesia yang mendukung Anies Baswedan.

2. Apakah benar sinyalemen banyak pihak bahwa Jkw adalah bonekanya para taipan non pri yang ingin menguasai Indonesia ?

3. Apakah benar Jkw adalah adalah keturunan PKI yg ingin membalas dendam pada TNI & Islam, karena beberapa kali pemberontakan PKI selalu digagalkan oleh TNI & umat Islam ?

4. Seberapa takutnya Jkw terhadap Anies jika jadi presiden.

5. Seberapa besar ketakutan Jkw, jika kerjasama dengan RRC berubah ?

Mungkin Jokowi lupa rakyat Indonesia ini merupakan pembela yang lemah atau yg disakiti. Lihatlah sekarang simpati rakyat justru pindah Anies, ke Nasdem, PD dan PKS, karena mereka yg didzalimi oleh Istana. Semakin disakiti semakin besar simpatinya. Ulama lurus juga semakin ditekan, semakin kuat dukungan rakyatnya. Dulu Megawati mendapat simpat saat di tekan jaman pak Harto, Jadi siapapun yg disakiti akan mendapat simpati, begitu juga sebaliknya.

Kesimpulan ini sangat logis karena Jokowi sudah tidak lagi dipercaya akibat berbagai hal negatif, selalu membuat gaduh, memerintah dengan sewenang wenang. Rakyat lebih percaya ke Anies mantan gubernur DKI yg dinilai lebih punya integritas dan kapabilitas dan berani melawan oligarki.

Aneh sekali seorang presiden yang beroposisi dengan rakyat nya sendiri. Anies merupakan orang yang dianggap dapat menyalurkan keinginan rakyatnya, makanya banyak mendapatkan dukungan.

Parpol-parpol yang seolah mengemis restu Jokowi, sepertinya telah kehilangan akal sehatnya. Demikian juga sangat mengherankan lembaga-lembaga Negara seperti DPR/MPR, KEJAKSAAN, KPK, KPU, MK, MA, KEPOLISIAN, PETINGGI TNI, dll di era Jokowi ini bukan saja telah kehilangan akal sehat, bahkan telah kehilangan hati nurani dan kehilangan rasa keadilan. Sehingga apapun yg dilakukan Jokowi walau melanggar etika dan hukum terus didukung

Beruntunglah Indonesia masih memiliki Ulama lurus, Aktivis, petinggi TNI, Polri, purn dan mantan birokrat, aktivis dan rakyat yang masih cinta negara ini. Mereka berani berkata dan bersikap benar. Mereka inilah yang dianggap penghambat oleh Jokowi saat ini.

Kesadaran di masyarakat telah terbentuk : dari yang dulunya masa bodoh, sekarang menjadi peduli, dari yang tadinya sekedar ikut-ikutan, sekarang mulai menggunakan akal sehat, yang dungu berubah menuju kecerdasan. Oleh karena itu, partai-partai yang hanya bermodal kebencian dan nyinyir terhadap Ulama, Tokoh dan Capres yang berakal sehat, tentu akan ditinggalkan pendukungnya.

Partai-partai yang selalu nyinyir dan dianggap menjadi bagian dari rezim Jokowi dan pro neokomunis, pada tahun 2024, akan banyak ditinggalkan pendukungnya, bisa jadi malah akan menjadi partai gurem. Faktanya mulai terlihat ada pengurus partai yg telah mendukung capres plat merah, tapi dibawahnya justru mendukung capres plat putih. Casing dan konten berbeda.

Jika Partai-partai plat merah ingin tetap survive dan berkembang, harus berani melepaskan diri dari keterikatannya (baca “sandera) dengan rezim penguasa, hampir dipastikan para pendukungnya akan eksodus ke partai-partai plat putih.

Era Jokowi sudah habis, pamornya sudah pudar, kewibawaannya di hadapan rakyat sudah hilang. Saat ini rakyat tidak bisa ditipu lagi, tidak bisa dibodohi lagi, dan tidak bisa dibohongi lagi.

Bandung, Mei 2023

Oleh: Memet Hakim

Pengamat Sosial dan Ketua Wanhat APIB

Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Sentimen: positif (50%)