PIKIRAN RAKYAT – Kabar duka datang dari politikus senior sekaligus Menteri di era pemerintahan Presiden Soeharto, Sarwono Kusumaatmadja. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Persatuan Nasional ini mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat, 26 Mei 2023 di Adventist Hospital, Penang, Malaysia.

Sarwono Kusumaatmadja wafat sekira pukul 17.12 waktu setempat di usia 79 tahun. Ucapan duka cita mengalir deras dari banyak tokoh, apalagi sosok Sarwono semasa hidup memiliki kontribusi besar terhadap negara.

Dalam dunia politik, Sarwono Kusumaatmadja terakhir kali menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DKI Jakarta masa bakti 2004-2009. Hingga akhirnya dia memilih untuk istirahat dari dunia politik.

Baca Juga: Meski Agak Mahal, untuk Jangka Panjang Vaksin Flu Hemat Biaya Pengeluaran Berobat

Sarwono pernah menjabat sebagai anggota DPR RI pada periode 1971-1988. Dia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Golkar pada 1983-1988.

Kiprahnya makin melebar setelah beberapa kali menjabat sebagai Menteri. Sarwono pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara di Kabinet Pembangunan  V (1988-1993).

Sarwono juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup di Kabinet Pembangunan VI periode 1993-1998 atau pada era kepemimpinan Presiden Soeharto. Sedangkan pada periode 1999-2001, dia pernah menjabat sebagai Menteri Eksplorasi Kelautan pada Kabinet Persatuan Nasional, di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Baca Juga: Resah Gadget Bikin Candu, Psikolog Ini Aktif Kampanyekan Sempoa

Kabar wafatnya Sarwono Kusumaatmadja.

Selain berkiprah di dunia politik, Sarwono juga pernah menjadi anggota dewan komisaris PT Energy Management Indonesia. Dia menduduki posisi mentereng yakni Komisaris Utama.

Sarwono juga pernah melamar sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2007-2012. Dia mendaftar di bawah bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan).

Meski Sarwono menempati peringkat atas dibanding enam bakal calon gubernur lain di partai yang sama, namun nyatanya dia gagal melaju ke pemilihan. PDI Perjuangan saat itu menetapkan Fauzi Bowo yang maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.***