Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Purwakarta
Tokoh Terkait
Pindah Ke Gerindra Bisa Jadi Berkah Atau Musibah, Ini 3 PR Besar Dedi Mulyadi
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi (KDM) telah memantapkan diri berlabuh ke Partai Gerindra. Kepindahannya itu membawa konsekuensi tantangan berat yang akan menentukan cerah atau suramnya masa depan politik ke depan.
Hal itu diungkapkan peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah mengomentari kepindahan Dedi Mulyadi.
Menurutnya pilihan politik kang Dedi, begitu ia disapa, adalah wajar dan logis. Meski mengejutkan bagi para petinggi Golkar.
baca juga:Terlepas dari itu ada tantangan sekaligus tuntutan yang akan menjadi PR besar untuk Dedi Mulyadi setelah bergabung dengan Gerindra. Sebab, jika tidak cerdas memanfaatkannya, apa yang mungkin dianggap berkah dari kepindahannya itu, bisa menjadi musibah untuk masa depan politik bersangkutan.
Toto menjelaskan, agar berkah tidak menjadi musibah, setidaknya ada tiga PR besar Dedi Mulyadi yang harus dilakukan dalam waktu dekat ini lewat aneka program yang disebutnya “Three in One”.
Pertama, kemampuan mem-branding diri agar secara elektabilitas, minimal bisa memepet Ridwan Kamil yang hari ini di seluruh lembaga survei masih memimpin cukup jauh sebagai calon gubernur Jabar.
"Kedua, tuntutan kemampuan Kang Dedi untuk mem-branding Gerindra agar keberadaannya memberi nilai plus. Minimal, mempertahankan kursi yang ada, bersyukur menambah kursi," kata Toto.
Terakhir beban berat KDM untuk memenangkan ketua umumnya di Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai capres. Seperti diketahui, di hampir seluruh lembaga survei, posisi elektabilitas Prabowo di Jabar masih bersaing ketat dengan Anies Baswedan.
“Buat saya, kepindahan Kang Dedi dari Golkar ke Gerindra akan menjadi taruhan hidup mati karirnya, berbeda dengan saat dia masih di Golkar. Begitu pilihan beralih ke Gerindra, persoalannya bukan sekedar ganti baju yang juga umum dilakukan politisi lain. Tapi dalam konteks Kang Dedi, ada reputasi politik yang akan ikut menentukan cerah dan buramnya dia ke depan,” tuturnya.
Untuk itu, kata Toto, beban Kang Dedi bisa jauh lebih besar dan berat dari Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, Taufik Hidayat.
Sebab, jika kepindahan itu tak memberi nilai plus buat partai maupun pencapresan Prabowo, apalagi buat elektabilitas diri Kang Dedi sendiri, maka pada saatnya nanti dia hanya akan jadi bahan nyinyiran dan sinisme publik.
Tugas berat Dedi lainnya, masih kata Toto, adalah mengonversi suara dan dukungan pemilih dia dari yang awalnya Golkar menjadi Gerindra. Dan dari pemilih tersebut dikonversi juga menjadi pemilih Prabowo pada Pilpres nanti. Termasuk, mengonversi elektabilitas dirinya yang di survei sekitar 24 persen sebagai cagub Jabar menjadi pemilih Gerindra dan Prabowo.[]
Sentimen: positif (80%)