Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Budha, Hindu
Kab/Kota: Denpasar
Hari Pagerwesi, Perayaan Umat Hindu yang Diperingati Setiap 210 Hari Sekali
Krjogja.com Jenis Media: News
Umat Hindu melakukan persembahyangan Hari Pagerwesi di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali (foto: liputan6.com)
Krjogja.com - BALI - Sebagai umat Hindu yang selalu menjunjung tinggi tradisi, Bali mempunyai beragam acara keagamaan, salah satuya adalah perayaan Hari Raya Pagerwesi. Uniknya, perayaan Hari Pagerwesi merupakan Rerahinan Gumi yang dirayakan setiap 210 hari sekali.
Hari Pagerwesi oleh umat Hindu tahun ini diperingati pada Rabu (24/5/2023). Hari Raya Pagerwesi juga dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan dari sanggah pekarangan rumah hingga pura-pura besar. Beberapa daerah di Bali merayakan Hari Raya Pagerwesi tersebut terutama para umat Hindu.
Sepertri dikutip dari Liputan6.com yang melansir dari dpdhpibali.org, perayaan Pagerwesi merupakan sebuah hari raya yang dilaksanakan atas anugerah dari kesentosaan dan kemajuan yang telah dicapai oleh umat manusia yang dirayakan pada Budha Kliwon wuku Shinta.
Pagerwesi mempunyai arti tersendiri yaitu dalam SekarJepun adalah pagar yang terbuat dari besi. Sehingga bermakna mengenai segala hal yang dipagari akan terlihat kokoh serta kuat.
Makna lain dari Pagerwesi merupakan segala sesuatu yang dipagari adalah yang bernilai tinggi. Tidak boleh sedikitpun mendapatkan gangguan terutama gangguan-gangguan yang merusak.
Adapun Sanghyang Pramesti Guru disebutkan sebagai tujuan utama dilakonkannya upacara Pagerwesi tersebut sebagai manifestasi Tuhan yang dipercaya merupakan gurunya manusia serta alam semesta.
Tradisi Pagerwesi
Tradisi dalam merayakan Hari Pagerwesi yaitu para umat Hindu dianjurkan dalam melakukan meditasi pada waktu tengah malam.
Kemudian Banten atau Sesajen yang dihaturkan adalah “Sesayut Panca Lingga” dengan perlengkapan yang terdiri dari Daksina, Suci Praspenyeneng dan Banten Penek.
Banten Penek yang paling inti dari perayaan Pagerwesi untuk umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan dilengkapi dengan daksina, canang, dan sodaan.
Dalam upacaranya terdapat dua banten pokok yaitu Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta. Serta Sesayut Pageh Urip untuk umat kebanyakan. Meskipun begitu, perayaan ini juga disesuaikan dengan desa, kala, dan patra daerah masing-masing. (*)
Sentimen: positif (99.8%)