Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Ide Ibu Tien di Balik Pembangunan TMII, Picu Protes Mahasiswa Berujung Peristiwa Malari
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA — Tak bisa dipungkiri, Ibu Tien Soeharto berada di balik pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang kita kenal sekarang.
Taman ini berdiri di atas lahan seluas 150 hektare dan berbiaya Rp 10,5 miliar. TMII dibangun selama tiga tahun dari 1972 hingga 1975.
Pembangunan TMII sempat memicu gelombang protes mahasiswa saat itu yang berujung pada peristiwa Malari (Malapetaka 15 Januari 1974).
TMII diinspirasi oleh istri Soeharto. Kala itu Ibu Tien tengah mengunjungi Disneyland di Amerika Serikat (AS) pada 1971.
-
Kisah Cinta Soeharto dan Ibu Tien, Anak Petani yang Menikah dengan Putri Bangsawan Jawa
Dilansir dari buku Dutch Culture Overseas: Praktik Kolonial di Hindia Belanda 1900-1942 (1995) yang ditulis Frances Gouda, ketika melihat Disneyland, Tien Soeharto lantas bermimpi bisa membangun taman bermain seperti Disneyland dengan menonjolkan spirit ke-Indonesiaan.
Tien Soeharto ingin membuat miniatur Indonesia dalam sebuah taman bermain yang besarnya hampir sama seperti Disneyland.
Sejak rencanan pembangunan TMII didengungkan pada tahun 1971, mahasiswa getol melancarkan berbagai aksi protes untuk menolaknya.
Aksi penolakan mahasiswa terhadap rencana pembangunan TMII dipicu saat istri Soeharto ini mengumukan biaya pembangunan TMII yang mencapai Rp 10,5 miliar.
Padahal di saat yang sama Soeharto tengah menyampaikan anjuran hidup prihatin lantaran sebagian besar masyarakat masih hidup dalam taraf kemiskinan.
Protes datang dari mahasiswa dalam bentu diskusi dan seminar.
Akibat derasnya protes dari mahasiswa terhadap rencana pembangunan TMII, Tien Soeharto sampai menggelar konferensi pers yang juga dihadiri para pejabat tinggi negara.
Dalam keterangannya, sebagaimana dikutip dari pemberitaan Harian Kompas pada 8 Januari 1972, Tien Soeharto mengatakan pembangunan TMII telah mengikuti prosedur yang semestinya.
Terkait sumbangan dari pemerintah kepada Yayasan Harapan Kita selaku pengelola pembangunan TMII, Tien Soeharto menjawab tak ada masalah.
Ia menilai wajar bila Yayasan Harapan Kita yang diketuai olehnya mendapat sumbangan dari pemerintah.
Pembangunan TMII terus dikebut berbarengan dengan gelombang protes mahasiswa.
Puncak kekesalan mahasiswa terhadap pembangunan TMII terakumulasi dengan masalah kemiskinan dan korupsi saat itu, dan menyebabkan pecahnya peristiwa Malari (Malapetaka 15 Januari 1974).
Setelah kerusuhan Malari mereda, pembangunan TMII semakin dikebut. Mimpi Tien Soeharto pun akhirnya terwujud pada 20 April 1975. TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Selama hampir 44 tahun TMII dikelola oleh Yayasan Harapan Kita milik keluarga cendana atau keluarga Soeharto.
Kini pemerintah lewat Kemensetneg mengambil alih hak pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita setelah diterbitkannya Perpres Nomor 19 Tahun 2021. (ikror/pojoksatu)
Sentimen: negatif (79%)