Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam
Kab/Kota: Jabodetabek
Tokoh Terkait
Pembeli Teriak, Ini Penyebab Harga Telur di Pasaran Naik Tajam
Merdeka.com Jenis Media: Nasional
Merdeka.com - Satgas Pangan Polri turun tangan mencari tahu penyebab harga telur melambung tinggi. Sekaligus mencari solusi agar harga yang beredar di pasaran bisa semakin terjangkau masyarakat.
Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan, dari hasil penyelidikan sementara, harga telur naik tajam karena ada kelangkaan bahan baku pakan ternak. Peternak ayam menjadi kesulitan.
"Penyebab meningkatnya harga telur ayam ras antara lain, adanya kelangkaan bahan baku pakan ternak tersebut menyebabkan harga pakan ayam yang tinggi hingga mencapai Rp 8.500 - Rp 8.700/kg," kata Whisnu dalam keterangannya, Senin (22/5).
Dia menjelaskan, komposisi bahan baku pakan ternak terdiri dari jagung, konsentrat, dan dedak bekatul alami. Nah, kelangkaan terjadi pada bahan baku jagung. Produksi jagung dalam negeri belum mencukupi dan masih tergantung dengan impor.
"Tingginya harga pakan merupakan refleksi dari harga bahan baku pakan, sehingga menyebabkan tidak seluruh peternak ayam petelur dapat membeli pakan ternak. Sebagian peternak ayam petelur memilih untuk tutup dan peternak ayam petelur yang sanggup membeli pakan akan menaikan biaya produksinya," katanya.
Faktor lain penyebab naiknya harga telur karena biaya transportasi atau angkutan.
"Karena beberapa daerah belum bisa mencukupi kebutuhan Telur Ayam ras di daerahnya sehingga masih supply membutuhkan dari daerah lain. Tingginya permintaan kebutuhan masyarakat," kata dia.
2 dari 3 halaman
Solusi Satgas Pangan PolriDari berbagai faktor yang dideteksi, Whisnu mengatakan, pihaknya tengah melakukan beberapa langkah untuk mencegah kenaikan harga tersebut.
"Koordinasi dengan Dirjen Daglu dan instansi terkait untuk mempercepat realisasi importasi bahan baku pakan ternak karena terbatasnya stock dalam negeri," katanya.
"Turun langsung ke para distributor dan sentra pasar untuk mengecek stabilitas harga dalam rangka menjaga kestabilan bahan pakan ternak, terutama jagung dan bahan pakan yang berasal dari impor," sebutnya.
Selain itu, Whisnu mengatakan Satgas Pangan juga tengah berkoordinasi dengan Pemda dan instansi terkait untuk memastikan kelancaran distribusi transportasi terhadap bahan pakan ternak ke peternak (Farm) dan peternak ayam petelur ke konsumen.
"Memangkas rantai distribusi yang bertujuan untuk mengurangi margin harga, sehingga harga di tingkat konsumen stabil sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah," katanya.
Lebih lanjut, Satgas Pangan Polri juga telah mewajibkan seluruh satgas pangan di daerah melakukan pengecekan ke pabrik atau produsen pakan ternak. Khususnya ternak ayam untuk mengidentifikasi kendala dan ketersediaan bahan baku pakan.
"Satgas pangan pusat dan satgas pangan daerah telah berkomunikasi dengan para peternak ayam petelur di daerah-daerah untuk mengetahui ketersediaan dan harga pakan ternak di tingkat peternak, serta penyebab lain yang pengaruhi produksi telur ayam ras," bebernya.
Termasuk berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga guna mempercepat proses importasi terhadap jagung sebagai bahan baku pakan ternak.
"Satgas Pangan Daerah telah berkoordinasi dengan dinas peternakan dan pertanian untuk melakukan pendataan terkait stok/ketersediaan jagung di sentral produksi jagung yang peruntukannya untuk pakan ternak," tuturnya.
3 dari 3 halaman
Harga Telur Tembus Rp34.000Sebelumnya, harga telur terus naik tersebut juga disayangkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menuturkan, harga telur di Jabodetabek di kisaran Rp 31.000-Rp 34.000 per kilogram (kg). Di luar Jawa atau wilayah timur Rp 38.000 per kg bahkan lebih dari Rp 40.000 per kg.
Reynaldi mengungkapkan, harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir. IKKAPI juga menemukan dua hal. Pertama, adalah karena faktor produksi. Faktor produksi ini disebabkan oleh harga pakan yang tinggi.
Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya didistribusikan ke pasar, tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga telur terus merangkak naik.
“Dua hal ini kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik,” tutur dia.
Selain itu, IKAPPI juga melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi atau beberapa elemen atau beberapa lembaga, atau perorangan sehingga supply di pasar terganggu. [lia]
Baca juga:
Harga Telur Tembus Rp60.000, Pedagang Kue Ngeluh
Ini Penyebab Harga Telur Ayam Makin Mahal, di Jabodetabek Tembus Rp34.000 per Kg
Kian Mahal, Harga Telur Ayam di Jabodetabek Tembus Rp34.000 per Kg
BPN Imbau Pedagang Tak Terlalu Murah Jual Telur Ayam: Supaya Peternak Tak Tertekan
Jelang Ramadan, Harga Telur Ayam Merangkak Naik
Sentimen: negatif (65.3%)