Ini Wajah Pasutri Penipu Jastip Tiket Coldplay Tanpa Masker, Jangan Salfok

POJOKSATU.id, JAKARTA – Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap pasangan suami istri atau pasutri penipu jastip tiket konser Coldplay.

Pasutri itu menipu para korban seolah-olah menjual tiket Coldplay melalui akun @fintrove_id.

Akun Twitter itu diketahui telah menghilang usai banyak korban yang mengeluh karena mengaku ditipu modus pembelian tiket konser Coldplay dengan modus jasa titip.

Direktur Reskrisus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan kedua pelaku tertangkap setelah pihaknya menerima laporan dari korban.

“Dari laporan tersebut, kami melakukan penyelidikan dan kami telah mengamankan dua orang melakukan penipuan terkait penjualan tiket,” kata Aulianysah, Senin (25/5/2023).

Pasutri tersebut berinisial ABF dan W. keduanya ditangkap di Bantul, Yogyakarta, pada Minggu (21/5/2023) kemarin.

- Usut Penipuan Jastip Tiket Coldplay, Bareskrim Segera Panggil Penyedia Penjualan Tiket

Kedua tersangka itu mulanya membuat sebuah akun Twitter dan Telegram seolah-olah menjual tiket konser Coldplay.

Keduanya mengaku membeli akun tersebut dari pengguna Twitter yang memiliki banyak followers.

“Mereka ini selaku pelaku membuka website dengan nama @fintrove_id, web ini mereka beli dari Twitter dari seseorang. Memilih web ini karena sudah cukup banyak follower-nya,” katanya.

Pasutri tersebut lantas membuka jasa penitipan atau jastip tiket konser Coldplay.

“Mereka kemudian membuka atau open jastip war tiket Coldplay di Jakarta. Yang mana di Twitter ini juga mereka menyampaikan bahwa seolah-olah website ini telah menjual berbagi tiket konser sebelumnya dan berhasil,” kata dia.

- Unik, Pria Ini Jadikan Tiket Konser Coldplay di Jakarta sebagai Mahar Pernikahan

Untuk meyakinkan para korban, mereka membuat komentar di akunnya seolah-olah deretan testimoni dari para konsumennya.

“Komentar dikatakan bagus, ini bener, asli dan sebagainya, sehingga menarik masyarakat untuk membeli tiket,” jelasnya.

Dari hasil kejahatannya, pasutri ini meraup ratusan juta rupiah.

Para korban tergiur oleh komen-komen positif yang padahal komentar itu diduplikasi dari akun palsu yang dibuatnya.

Akibat perbuatannya itu, pasutri ini ditahan polisi. Keduanya dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (Fandi/Pojoksatu)

Berita dan konten menarik lainnya dari Pojoksatu.id bisa dibaca di Google News