Jakarta, tvOnenews.com - Nampaknya kontroversi Al Zaytun tidak hanya berhenti pada kegiatan keagamaan yang dilakukan di dalam lingkungan pondok pesantren.

Lalu apa yang membuat Mantan anggota NII, Al Chaidar, sangat yakin jika pondok Pesantren al zaytun ini sangat erat hubungannya dengan NII KW 9?

“pesantren Al Zaytun ini selama ini kan penuh dengan kontroversi terus-menerus. Apalagi belakangan ini ramai dan dia sudah memproduksi banyak sekali apa namanya ritual-ritual yang aneh, yang misterius, yang Bahkan tidak ada landasan apa namanya landasan fiqihnya di dalam Islam,”  tutur Al Chaidar.

Al Chaidar pun mengatakan bahwa NII KW9 sudah memproduksi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan Musadeq dan juga Saifudin Ibrahim yang kemudian menjadi pendeta.

“Kemudian ada milata Abraham juga yang banyak tersebar di seluruh Indonesia dan itu menunjukkan adanya perpecahan di dalam, apa namanya, pengelolaan NII KW 9 yang palsu ini,” ucap Chaidar.

Hal tersebut, menurut Chaidar dapat memberikan konsesi ataupun izin kepada jajaran NII yang tersebar di seluruh Indonesia ini untuk mengumpulkan infak zakat sedekah dari umat muslim di seluruh Indonesia dengan jumlah yang sangat besar.

“Kita bisa membayangkan dari satu kabupaten saja di Indonesia itu ada sekitar 500-an kabupaten. di satu kabupaten saja itu perharinya bisa mengumpulkan pada waktu itu tahun-tahun 95  Rp8 juta per hari,” ungkap Chaidar.

Bagi Al Chaidar, Ponpes Al Zaytun tak sulit untuk mendulang dana kegiatannya dengan mengatasnamakan sedekah. Inilah yang menjadi peluru bagi Pondok Pesantren Al Zaytun untuk menggaet para donaturnya.

Dakwah NII KW 9 yang sangat umum itu adalah bahwa berdakwah itu adalah shalat.

“Jadi mereka jarang sekali untuk melakukan shalat. Kemudian mereka ramah dengan banyak orang,bukan tertutup. Jadi mereka ramah dan kemudian mengajak banyak orang untuk kemudian masuk ke dalam KW9 dan kemudian membayar infak, zakat, sedekahnya setiap hari bukan hanya setiap bulan,” ungkapnya.