Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Depok, Sleman
Kasus: stunting
Cegah Stunting, Kontrol Emosi dan Olah Stres
Krjogja.com Jenis Media: News
Sukamto SH (berdiri) menyampaiakan materi tentang stunting.
Krjogja.com - SLEMAN – Presiden RI telah menargetkan penurunan angka stunting atau angka gagal tumbuh di Indonesia sebesar 14 Persen pada 2024. Melalui hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, bersama-sama mewujudkan target tersebut lewat Sosialisasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja di Gedung Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Jumat (19/5/2023).
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting telah mengalami penurunan dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. “Maka, kami dari DPR RI bersama dengan BKKBN RI melakukan pertemuan sosialisasi yang serupa sampai akhir Desember 2023. Tujuannya apa? Agar permasalahan stunting itu dapat terselesaikan dengan cepat,” katanya.
Sukamto menyebut, tindakan untuk meminimalisasi terjadinya stunting yakni bagi ibu hamil diimbau untuk mampu mengontrol emosi dan mengolah stres. “Selain menikah pada usia yang cukup, bagi ibu hamil juga tidak boleh stress dan jangan bapaknya (suami ibu yang sedang hamil tersebut) juga memicu keributan terus. Seorang bapak itu harus bisa ngomong istrinya ketika hamil. Karena itu juga bisa berpengaruh sangat tinggi untuk memicu munculnya stunting pada anak,” urai Sukamto.
Sebagai edukasi penanganan stunting, selama acara tersebut berlangsung juga terdapat diskusi dan pemaparan materi yang diberikan oleh sejumlah stakeholder. Baik itu BKKBN Pusat, BKKBN DIY, hingga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman.
Dalam kesempatan tersebut, Inspektur Inspektorat Wilayah II, BKKBN Pusat, Sunarto, menyampaikan, dalam menyongsong Indonesia Emas pada 2024, perlu diikuti tumbuh kembang masyarakat yang sehat dan bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri. “Jadi kita jangan menurunkan anak yang tidak produktif, tidak sehat, tidak cerdas dan tidak pintar,” pesannya.
Dijelaskan, ciri-ciri stunting pada manusia yakni tubuh pendek, kurang cerdas, sulit bersaing, kurang gizi kronis dan mudah mengalami penyakit baik saat muda maupun saat tua. “Karena, usia sekitar 50 tahun ke atas itu mudah sakit-sakitan. Ada Diabetes, darah tinggi, kencing manis, dan lain sebagainya,” urai Sunarto.
Selanjutnya, terdapat pemaparan materi dari Pj Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN DIY, Rohdiana Sumariati. “Jadi untuk penanganan stunting itu, BKKBN tidak hanya bekerja sendiri. Kami memiliki mitra kerja yang banyak. Tetapi, untuk intervensi kalau misalkan ada anak stunting maka seharusnya rutin di pantau di Posyandu. Kalau misalkan memang sudah terjadi kelainan-kelainan atau kekurangan perkembangan dan pertumbuhannya bisa di rujuk ke Puskesmas terdekat,” tuturnya.
Kabid K3 DP3AP2KB Kabupaten Sleman, Muhammad Daroji, mengatakan, bagi ibu hamil sangat penting untuk memeriksa kondisi tubuhnya kepada dokter. “Akses layanan itu bisa dilakukan dengan BPJS Kesehatan. Jadi ibu-ibu hamil bisa mendapatkan pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita sesuai dengan kebutuhan medis. Termasuk pemeriksaan fisik balita untuk stunting dan wasting. Selain itu, BPJS Kesehatan juga menjamin pelayanan imunisasi rutin dengan ketersediaan dan distribusi vaksin dilakukan oleh Pemerintah,” tutupnya.(Jay)
Sentimen: positif (98.4%)