Sentimen
Positif (100%)
19 Mei 2023 : 07.38
Informasi Tambahan

Agama: Hindu

Kab/Kota: Gunung, Banjarnegara

Kasus: kebakaran

Mengenal Tradisi Cukur Rambut Gimbal dan Ruwatan di Dieng Culture Festival

19 Mei 2023 : 07.38 Views 1

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Mengenal Tradisi Cukur Rambut Gimbal dan Ruwatan di Dieng Culture Festival

POJOKSATU.id, JAKARTA- Festival Dieng atau Dieng Culture Festival adalah perayaan tahunan yang diadakan di kawasan dataran tinggi Dieng.

Acara ini biasanya berlangsung pada bulan Agustus dan menarik perhatian ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Festival ini merupakan perpaduan antara pertunjukan seni tradisional, ritual keagamaan, dan pameran budaya.

Pada saat festival, para penampil dan peserta memakai pakaian tradisional Jawa yang berwarna-warni, serta melibatkan tarian dan musik yang memukau.


Mereka berjalan dalam prosesi atau parade di sekitar Dieng Plateau, mengiringi kegiatan ritual yang dipimpin oleh para pemuka agama setempat.

Festival Dieng juga menjadi kesempatan bagi para seniman lokal untuk memamerkan karya-karya seni mereka, seperti lukisan, patung, dan kerajinan tangan.

Salah satu aspek menarik dari Festival Dieng adalah tradisi mencukur rambut gimbal. Rambut gimbal adalah rambut yang dibiarkan tumbuh panjang dan tidak terawat, kemudian diikat atau dihias dengan bunga dan aksesori lainnya.

Tradisi ini diyakini berasal dari kepercayaan spiritual yang melibatkan gunung-gunung berapi yang ada di kawasan Dieng.

Masyarakat setempat meyakini bahwa rambut gimbal memberikan perlindungan dan kekuatan mistis.

Mencukur rambut gimbal dilakukan sebagai bagian dari ritual selama festival.

Peserta yang memiliki rambut gimbal mengikuti prosesi dan kemudian mencukur rambut mereka sebagai tanda penghormatan kepada tradisi nenek moyang dan kebersamaan dalam masyarakat.

Tradisi ini juga merupakan cara untuk mempertahankan warisan budaya yang unik dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

Selain festival Gimbal Dieng, Dieng Plateau juga terkenal dengan kompleks candi Hindu yang indah, dan juga menjadi tujuan wisata populer karena keindahan alamnya, seperti Kawah Sikidang, Telaga Warna, dan Bukit Sikunir.

Makna dan Pentingnya Tradisi

Festival Dieng dan tradisi mencukur rambut gimbal memiliki makna dan pentingnya sendiri bagi masyarakat setempat.

Pertama, festival ini menjadi upaya untuk memperkuat identitas budaya dan kesatuan komunitas. Melalui perayaan ini, masyarakat Dieng mengakui dan merayakan warisan budaya mereka, serta membangun rasa kebersamaan yang kuat.

Kedua, tradisi mencukur rambut gimbal mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan.

Larangan saat Festival Dieng

Selama Festival Dieng di Dieng, terdapat beberapa larangan yang perlu diikuti untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan menghormati budaya setempat. Beberapa larangan yang umumnya berlaku selama Festival Dieng adalah sebagai berikut:

Larangan Membuang Sampah Sembarangan: Pengunjung diharapkan untuk tidak membuang sampah sembarangan selama festival. Dieng Plateau adalah kawasan alam yang indah, dan menjaga kebersihannya merupakan tanggung jawab bersama. Pastikan untuk menggunakan tempat sampah yang telah disediakan atau membawa pulang sampah Anda sendiri.

Larangan Merusak atau Mencuri Barang: Penting untuk menghormati properti dan barang-barang yang ada selama festival. Jangan merusak, mencuri, atau mengganggu fasilitas umum, instalasi seni, atau barang milik orang lain. Ini termasuk patung, kerajinan, dan karya seni lainnya yang dipamerkan selama festival.

Larangan Mengganggu Upacara dan Ritual: Selama prosesi, pertunjukan, atau upacara ritual yang diadakan selama Festival Dieng, penting untuk menghormati kegiatan tersebut. Jangan mengganggu, berbicara keras, atau menginterupsi jalannya upacara. Sampaikan rasa hormat dan apresiasi Anda dengan tetap tenang dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pengelola festival.

Larangan Menggunakan Bahan Api Terbuka: Dieng Plateau merupakan kawasan dengan vegetasi yang mudah terbakar. Oleh karena itu, pengunjung dilarang menggunakan bahan api terbuka, seperti membuat api unggun atau memasak di area yang tidak diizinkan. Pastikan untuk mengikuti petunjuk keamanan yang ditetapkan dan menjaga lingkungan agar tetap aman dari risiko kebakaran.

Larangan Merusak atau Mengganggu Situs Bersejarah: Dieng memiliki sejumlah situs bersejarah yang memiliki nilai arkeologi dan sejarah yang tinggi. Penting untuk tidak merusak, mengambil, atau mengganggu situs-situs tersebut. Ikuti petunjuk dan aturan yang berlaku untuk menjaga kelestarian dan keaslian situs-situs bersejarah tersebut.

Pastikan untuk selalu mengikuti peraturan, petunjuk, dan arahan dari petugas keamanan atau panitia festival untuk menjaga pengalaman yang aman dan menghormati budaya setempat. Dengan mematuhi larangan-larangan ini, kita dapat menjaga keindahan dan integritas Festival Dieng, serta meningkatkan pengalaman positif bagi semua peserta.

Untuk diketahui, Dieng Culture Festival (DCF) 2023 akan diadakan pada bulan Agustus 2023, tepatnya mulai Jumat (25/8/2023) hingga Minggu (27/8/2023), di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

“Tepatnya pada tanggal 25-27 Agustus 2023 dengan tema The Journey,” ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Alif Faozi.

Editor : Adhey

Sentimen: positif (100%)