Ada 'Harta Karun' Raksasa di Papua, Begini Usaha Pemerintah
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan perkembangan penemuan 'harta karun' raksasa Indonesia di Blok Warim, Papua. 'Harta Karun' tersebut disinyalir memiliki potensi minyak dan gas bumi raksasa melebihi yang tersedia di Blok Masela, Maluku.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa saat ini perkembangan dari temuan Blok Warim masih dalam tahap proses kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal itu dikarenakan Blok Warim bersinggungan dengan area Taman Nasional Lorentz.
"Masih harus masih kerjasama dengan KLHK, kita harus kerja sama dengan KLHK untuk bisa (eksplorasi), kan ada area ter-cover di atas oleh Lorentz, taman nasional," jelas Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Selasa (16/5/2023).
Dengan begitu, Tutuka bilang untuk mengeksplorasi lebih lanjut kepastian potensi minyak raksasa di Blok Warim tersebut, masih harus mendapatkan persetujuan dan izin dari pihak KLHK. "Jadi harus ada persetujuan dan izin dari KLHK," tambah Tutuka.
Untuk diketahui, Jika memang benar-benar terbukti, tentunya penemuan harta karun migas ini bisa mendukung rencana target produksi migas Indonesia yang mencapai 1 juta barel.
Berdasarkan bahan paparan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Blok Warim menyimpan potensi minyak 25,968 miliar barel dan gas bumi 47,37 TCF.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa jika memang potensi tersebut terbukti terdapat di Blok Warim, maka akan sangat membantu Indonesia dalam mencapai target 1 juta barel minyak per hari di tahun 2030 mendatang.
"Jadi di Warim itu potensi minyak 25 miliar barel. Kalau betul-betul, 20% saja bisa diambil, 5 miliar itu sudah baik lah buat Indonesia,"
"Apalagi juga gasnya potensinya sampai 47 TCF. Ini dua kali dari Masela dan sama dengan Natuna cuma Natuna banyak CO2-nya. jadi ini yang memang harus kita coba upayakan," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam konferensi pers di Gedung Kementerian ESDM, beberapa waktu yang lalu.
Meskipun, mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Namun, wilayah kerja yang berlokasi di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini tersebut berada di dalam area hutan nasional lorentz.
"Padahal tetangganya di Papua Nugini sudah menghasilkan minyak dan ada LNG fasilitas," ujarnya.
Oleh sebab itu, pemerintah akan mencoba mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di dalam negeri. Pasalnya, jika didiamkan saja, Indonesia akan kehilangan devisa untuk impor.
"Tentu saja harus kita antisipasi. Kita sedang mengupayakan berbicara dengan KLHK tapi ini juga terkait penetapan dari unesco, kita berharap akan ada solusi yang baik gimana kita bisa memanfaatkannya," ujarnya.
Selain itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Migas, Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan di wilayah tersebut. Pengembangan wilayah ini diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan produksi migas nasional.
Menurut Dwi, potensi minyak area Warim dan Seram diproyeksikan bisa mencapai dua kali lipat dari cadangan minyak yang ada saat ini, yang hanya 2,3 miliar barel per hari. Oleh sebab itu, apabila kedua wilayah tersebut dapat dikembangkan, akan menambah cadangan minyak nasional untuk jangka panjang.
"Kalau seandainya kita bisa fokus 2 ini dan ini sukses bisa menambah cadangan minyak kita jangka panjang, tentu saja termasuk produksinya," katanya.
Menurut Dwi, untuk pengembangan area Warim sendiri, Kementerian ESDM saat ini tengah menjalin komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meneruskan izin pengembangan. Pasalnya area Warim lokasinya berada di area hutan nasional lorentz.
"Seram gak ada isu mengenai lingkungan, hanya Warim saja. Sebenarnya yang bersinggungannya kecil ya jadi dari wilayah Warim itu yang bersinggungan bukan semuanya bersinggungan di situ, hanya daerah kecil yang bersinggungan," katanya.
[-]
-
Ada 'Harta Karun' Raksasa Baru di Papua, Ini Lokasinya..(pgr/pgr)
Sentimen: positif (80%)