Sentimen
Positif (94%)
18 Mei 2023 : 16.45
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Institusi: IPB, Institut Pertanian Bogor

Kab/Kota: Tangerang, Bogor, Bekasi, Yogyakarta

Partai Terkait

Ribuan mahasiswa kuasai gedung DPR/MPR RI tuntut Soeharto mundur

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

18 Mei 2023 : 16.45
Ribuan mahasiswa kuasai gedung DPR/MPR RI tuntut Soeharto mundur

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. (https://bit.ly/41HgPCx/elshinta.com)

Elshinta.com - Tanggal 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil menguasai Gedung MPR/DPR. Mereka berdemonstrasi dan mengungkapkan tuntutan agar Soeharto mundur dari jabatannya. Sebagian mahasiswa bahkan melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR sebagai bentuk protes.

Melansir kompas.com, kelompok pertama yang berhasil masuk ke dalam gedung DPR pada 18 Mei 1998 berasal dari Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ).

Mereka masuk sekitar pukul 11.30.WIB, terdiri dari 50 perwakilan mahasiswa dari FKSMJ berasal dari berbagai kampus. Keberhasilan perwakilan FKSMJ masuk ke dalam gedung DPR, membuat kelompok mahasiswa lainnya juga ikut bernegosiasi untuk bisa masuk ke dalam kompleks parlemen itu. Hasilnya, pukul 13.00 WIB, sejumlah mahasiswa diperbolehkan masuk.

Saat itu, dalam audiensi FKSMJ menuntut dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk mengganti Soeharto.

Pada hari yang sama, gedung DPR juga sudah didatangi perwakilan Institut Pertanian Bogor yang dipimpin Rektor IPB Soleh Salahuddin. Mereka menemui Fraksi Karya Pembangunan (Golkar) dan Fraksi Persatuan Pembangunan menyampaikan tuntutan mereka yaitu reformasi di segala bidang.

Selain mahasiswa, sejumlah tokoh ikut melebur dalam Gerakan Reformasi Nasional tersebut. Tokoh yang datang antara lain Subroto, YB Mangunwijaya, Ali Sadikin, Solichin GP, Rendra, dan Sri Edi Swasono. Mereka juga sempat berorasi di dalam gedung DPR. Salah satunya Dimyati Hartono, yang menuntut reformasi bidang politik, ekonomi, dan hukum; serta tuntutan mundurnya Soeharto-Habibie.

Dalam hari yang sama, Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais juga sedang mengadakan pertemuan dengan Komisi II DPR. Dalam pertemuan tersebut, Amien Rais mengatakan, Sultan Hamengkubuwono X siap memimpin long march pada 20 Mei 1998 di Yogyakarta untuk menuntut digelarnya Sidang Umum Istimewa MPR dengan agenda penggantian kepemimpinan nasional.

Pimpinan MPR/DPR mendukung Soeharto turun

Salah satu momen krusial dalam aksi demonstrasi 18 Mei 1998 adalah ketika Harmoko selaku pimpinan MPR/DPR menyatakan dukungannya terhadap tuntutan mahasiswa. Saat itu, Harmoko membuat konferensi pers menyikapi tuntutan reformasi. 

Pernyataan Harmoko ini sangat mengejutkan, mengingat posisi dan latar belakangnya sebagai salah satu orang dekat Soeharto.

Baca juga Ketua DPR minta Soeharto mundur

Kendati demikian, pernyataan itu dibantah Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Menurut Wiranto, pernyataan Harmoko adalah pendapat pribadi. Pernyataan tersebut dinilai tidak mewakili suara fraksi-fraksi yang ada di DPR/MPR. Setidaknya, dua fraksi pendukung Orde Baru, salah satunya Fraksi Karya Pembangunan atau F-KP (Golkar).

Pernyataan Harmoko tersebut memberikan secercah harapan kepada para mahasiswa dan aktivis yang saat itu menduduki gedung DPR. Meski demikian, hal tersebut tak lantas membuat mereka mengakhiri aksi demonstrasi dan meninggalkan gedung parlemen.

Sentimen: positif (94.1%)