Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Olimpiade, SEA Games
Sea Games Skuad Penyelamat Atlet Indonesia, Bekerja Tanpa Kentara Pusat Pemberitaan
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Phnom Penh: Capaian maksimal
dari seorang atlet bergantung pada banyak faktor. Semua itu seperti persiapan, latihan,
polesan pelatih, asupan nutrisi, motivasi atlet, hingga dukungan tim medis yang
tepat.
Nah, perhelatan SEA Games 2023 ini, National Olympic Committee (NOC) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI), menghadirkan unit tim. Tim ini bekerja tak kentara alias tak ingin menampakkan diri.
Namun, kehadiran mereka cukup vital dalam keberhasilan seorang atlet memperoleh medali. Mereka adalah tim medis NPC.
Tubagus Syarif Hidayatullah, salah satu anggota tim medis NPC, menyebutkan mereka semua 31 orang. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok dan menyebar ke sejumlah arena.
“Kita ada beberapa tim dan kita semua berada di bawah arahan dokter,” ujar Syarif, Senin (15/5/2023) pagi.
Tim medis ini bekerja sebelum atlet mulai bertanding, dan yang terutama, usai atlet berlaga. Dengan jadwal pertandingan yang berdekatan, setiap atlet harus siap melakukan pemulihan (recovery) dengan segera.
Gulat misalnya, yang bertanding menggunakan sistem round-robin. Seorang pegulat harus bersiap kembali bertanding hanya dalam tenggat sekitar satu jam ke pertandingan berikutnya.
“Biasanya ada beberapa alat yang akan kita gunakan, seperti recovery pump, gun massage dan juga ada shaking (pijat urut sederhana) untuk melakukan relaksasi terhadap atlet. Kita memang tidak boleh melakukan full body massage karena tubuh atlet akan menjadi lemas,” ujarnya.
Sejatinya, setiap kontingen cabang olahraga (cabor) membawa tim medis masing-masing. Namun, tim medis NOC tetap memberi dukungan penuh bagi para atlet dan ofisial di Kamboja.
“Betul, setiap cabor membawa tim medis, tapi terkadang nggak cukup Mas. Misalnya, atletnya banyak, mereka tidak bisa menangani semua atlet secara bersamaan. Jadi kita harus tetap membantu,” kata dia.
Eka Afrianingsih, fisioterapis tim medis NOC menyebutkan, ia dan rekan-rekannya harus memetakan terlebih dahulu sebelum penanganan terapi atlet. Setiap cabor memiliki karakteristik yang berbeda.
“Tergantung kebutuhannya apa dan tergantung kasusnya apa. Kalau cuma pegal-pegal bisa di stretching, bisa ke masseur juga. Tetapi kalau ada riwayat cedera, boleh ke fisioterapis dengan modalitas alat yang ada,” kata Eka.
Kerja yang dilakukan tim medis NPC ini memang tidak kelihatan alias hanya dari balik layar. Namun, atlet tidak akan segera pulih atau bugar dalam waktu cepat jika tak ada treatment dari tim medis.
“Saya datang ke sini dari tanggal 3 Mei. Karena ada beberapa cabor yang sudah bermain sebelum pembukaan,” ucapnya.
Kerja ikhlas dan keras para anggota tim medis ini sangat dirasakan manfaatnya oleh atlet yang bertanding. Contohnya, atlet gulat yang bertanding di Chory Changvar Convention Center.
“Ini sangat bermanfaat sekali, Mas. Saya mengurangi rasa pegal dan kram otot,” kata Muhammad Aliansyah yang mencoba alat recovery pump.
Dengan alat recovery pump, kedua kaki atlet dipasang semacam pembungkus. Pembungkus akan mengembang seperti ketika pasien diperiksa tensi darahnya dengan sphygmomanometer atau tensimeter.
Sensasi pijatan dan tekanan terhadap otot-otot kaki menghasilkan peregangan. Relaksasi pada atlet itu dapat dilakukan maksimal hanya dalam kurun waktu 10-20 menit.
“Alat ini harganya sekitar Rp35 juta. Kami membawa untuk membantu atlet agar dapat melakukan recovery dengan cepat,” ujar Putra Wira Akbar, anggota tim medis NPC. (ros/yyw).
Sentimen: positif (99.8%)