Fenomena Bacaleg 'Kutu Loncat' Marak di Pati
Krjogja.com Jenis Media: News
RSUD Soewondo Pati. (Foto / Alwi Alaydrus)
Krjogja.com - PATI - Perburuan mencari sosok bakal calon legislatif 2024 yang akan didaftarkan ke KPUD, ternyata sangat rumit. Hal tersebut, diduga akibat munculnya fenomena sejumlah figur (bukan dari pengurus parpol), yang selama ini sudah komitmen dengan sebuah parpol, namun tiba-tiba mendafar sebagai bacaleg ke parpol lain lain alias kutu loncat.
Anggota KPUD Pati, Supriyanto SH MH mengungkapkan, belum ada parpol yang mendaftarkan bacaleg 2024. "Masih sepi. Mungkin masih berproses di internal parpol" ujarnya, Jumat (5/5).
Ditegaskannya, KPUD membuka pendaftaran caleg, mulai 1 hingga 14 Mei. "Untuk tanggal 13 dilayani sampe jam 3 sore. Sedang pelayanan tanggal 14, pendaftaran ditutup pada jam 23.59" tegasnya.
Dari pantauan wartawan, puluhan orang terlihat sibuk mengikuti tes kesehatan di lantai IV RSUD Soewondo Pati. Mereka berdatangan dari beberapa parpol. Sementara itu, keterangan yang dihimpun menyebutkan, sejumlah figur yang selama ini sudah merapat dan dibina sebuah parpol, tiba-tiba maju sebagai bacaleg dari parpol lain. Padahal para caleg 'kutu loncat' ini sudah melakukan sosialisasi alat peraga dan sering mengumpulkan tim sukses. "Namun, tiba-tiba mereka mencopot alat peraga, dan masuk ke parpol lain. Ini yang mengecewakan" ucap seorang pengurus parpol yang tidak mau disebutkan namanya.
Ketua Presidium LSM Dewan Kota, H drs Pramudya Budi LL mengungkapkan, fenomena nyaleg (pindah) ke parpol lain atau kutu loncat ini tergolong kategori "cerdas". Karena bacaleg tersebut bisa membaca peta peluang untuk terpilih dari suatu parpol dan dapil.
Seorang bacaleg, tambahnya, harus bisa mengira akan masuk ke ranking (nomor urut) berapa, siapa pesaing dari internal maupun parpol lain. "Inilah yang menyebabkan munculnya fenomena tiba-tiba pindah nyaleg ke parpol lain" ucap mantan ketua KPUD Pati ini.
Pramudya mengatakan lagi, masih rendahnya minat mendaftar bacaleg, kemungkinan disebabkan belum adanya keputusan MK tentang sistem Pemilu apakah Proporsional Tertutup atau Proporsional Terbuka. "Ini juga berpengaruh terhadap pertimbangan seseorang untuk berpindah partai. Karena, ketakutan bacaleg yang bukan pengurus parpol terhadap kemungkinan perubahan sistem Pemilu ke Proporsional Tertutup, karena karena peluang "jadi"nya menjadi tidak jelas.
Pramudya memperkirakan, pileg 2024 akan lahir baCaleg "figur baru" yang sebelumnya bukan pengurus parpol. Selain itu, juga tampilnya sosok pemodal besar. "Karena untuk siap berkompetisi di Pemilu 2024 membutuhkan biaya tidak sedikit" tuturnya. (Cuk).
Sentimen: netral (88.9%)