Pengusaha Batik Desak Kemenperin Mudahkan Bahan Baku
Krjogja.com Jenis Media: News
Sekjen Dody Widodo jelaskan bahan baku. (Foto: Qomarul)
Krjogja.com - SOLO - Batik merupakan produk lokal andalan Solo dan sekitarnya. Untuk lebih mendorong variasi dan jumlah produk, para pengusaha batik menghadapi kesulitan bahan baku. Karena itu mereka meminta Kementerian Perindustrian agar segera memecahkan masalah bahan baku.
Persoalan bahan baku batik itu disampaikan Gunawan Setiawan, pengusaha batik di Kauman saat berbincang dengan wartawan di sela kegiatan "Bangga Total Kenal Produk Lokal" yang digelar Kementerian Perindustrian di Ono Solo Coffee, Jumat (5/5/2023).
Menanggapi hal di atas, Dody Widodo, Sekretaris Jenderal Kemenperin mengakui batik bagian dari industri tekstil. Persoalannya sekarang keseimbangan antara produk hulu dan hilir masih menjadi masalah. Tidak ada keseimbangan antara produk hulu dan hilir. Padahal batik adalah produk hilir awal.
Permasalahan di bahan baku. Bahan baku batik basicnya katun/kapas. Sementara 95 persen serat kapas impor. "Yang menjadi pertanyaan bisa nggak batik diproduk selain dari katun. Ada peluang dari rayon. Sekarang kita lagi mendorong rayon dari serat kayu," kata Dody Widodo.
Ia mengakui untuk beralih ke rayon perlu mencari teknologi bagaimana membatik di atas rayon. "Kalau teknologinya sudah ada tinggal disosialosasikan. Sementara ada juga kombinasi antara katun dan rayon," tuturnya. Hari ini batik hanya menggunakan primisima. Ini pun sudah mulai terancam
Kegiatan Kemenperin di Solo untuk meningkatkan penggunaan produk lokal. Kalau masyarakat mau membeli dan menggunalan produk buatan Indonesia praktis akan menggerakan ekonomi. Selain Dody Widodo, tampil sebagai pembicara Afidha Fajar, Eboni Watch dan Antonius Agung, PT Indotech Trimatra Abadi. (Qom)
Sentimen: positif (47.1%)