Sentimen
Positif (100%)
9 Mei 2023 : 04.00
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UIN

Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar Kukuhkan Ratusan Guru Profesional

9 Mei 2023 : 04.00 Views 1

Kabartangsel.com Kabartangsel.com Jenis Media: Nasional

Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar Kukuhkan Ratusan Guru Profesional

Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar MA Ph.D mengukuhkan 451 guru profesional program Pendidikan Profesi Guru (PPG) FITK UIN Jakarta. Terkait itu, Rektor berpesan agar para guru mendidik dengan berorientasi pembangunan karakter peserta didik, menjadi figur postif bagi anak didik, dan memahami tugas guru sebagai ladang dedikasi kebaikan.

Pengukuhan ke-451 guru profesional yang dilakukan Rektor Asep dilakukan di Gedung Syahida Inn, Kampus II UIN Jakarta, Ahad (7/5/2023). Para guru profesional yang dilantik merupakan para pendidik guru Pendidikan Agama Islam atau madrasah berbagai daerah yang berhasil melewati program PPG FITK UIN Jakarta bekerjasama dengan Ditjen Pendis Kementerian Agama RI.

Dalam sambutannya, Rektor Asep menyampaikan selamat atas keberhasilan para guru melewati pendidikan profesionalnya sebagai seorang guru. “Saya menyampaikan selamat kepada bapak ibu semua yang telah melewati masa pendidikannya sehingga berhasil menjadi guru profesional,” ucapnya.

Selanjutnya Rektor mengingatkan para guru untuk mendidik murid dengan lebih menekankan pembangunan karakter dan semangat mereka, termasuk selalu memberikan apresiasi positif. Berkaca pada masa kecilnya saat belajar di bangku sekolah dasar, Rektor Asep mengenang para guru sebagai pendidik yang menyenangkan dengan tidak semata menekankan penguasaan seluruh materi pelajaran.

“Guru-guru memperlakukan kami tidak dalam konteks materi. Saya ingin ceritakan, saya bisa membaca dan menulis itu kelas dua. Sekali lagi saya katakan, saya bisa membaca dan menulis itu kelas dua. Tapi saya tetap dinaikan ke kelas dua. Artinya, kelas satu saya belum bisa membaca dan menulis, lebih banyak main. Sekarang Alhamdulillah Profesor,” kenangnya.

Sebagai murid, sambungnya, guru-guru di SD dan SMP dulu hampir tidak pernah bersikap keras dengan memarahi para murid. Selain belajar, para guru banyak bersikap menyenangkan dengan mengajak para murid bernyanyi, membuat kerajinan anyaman atau aneka permainan lain.

Rektor juga mengenang, prestasinya sebagai murid juga biasa-biasa saja saat naik ke kelas 3, kelas 4, kelas 5, dan baru menanjak saat kelas 6. Begitu juga saat belajar di jenjang SMP, dimana saat kelas satu ia belum mencatatkan prestasi menonjol. Prestasi juara baru ia catatkan saat naik kelas 2 dan 3 SMP.

“Artinya bapak ibu harus ingat bahwa melihat anak didik bukan dalam konteks kemampuan materi (prestasi aademik, red.), bukan memperlakukan seberapa materi yang ia bangun. Tapi bapak ibu bertugas untuk membangun karakter, semangat, dan memberikan apresiasi,” paparnya.

Model pendidikan demikian, sambungnya, sebetulnya tidak jauh berbeda dengan model pendidikan Finlandia dimana pendidikan karakter lebih diutamakan sehingga materi belajar siswa hanya berisi kelas cerita, mendongeng, bermain, tidak semata materi ajar.

“Maka artinya, bapak ibu harus kembangkan kompetensi-kompetensi yang tidak semata kepada kompetensi profesional, tapi juga kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual siswa,” lanjutnya.

Seorang pendidik, lanjutnya, juga harus selalu mengapresiasi para siswanya dengan tidak menyampaikan ucapan-ucapan merendahkan. Sebab masing-masing anak memiliki keunikan kompetensinya sendiri. “Tidak ada anak didik yang belet, yang bodoh. Semua punya kompetensi,” tandasnya.

Rektor juga mengingatkan agar para guru menjadi figur positif di hadapan para murid dengan menjaga perilaku di hadapan para murid. Hal ini penting mengingat para guru mendapatkan amanat agama dan negara untuk mendidik dan menyiapkan generasi masa depan.

Terakhir Rektor mengajak para guru memaknai profesi mereka sebagai ladang untuk memperbanyak dedikasi dan kebaikan bagi generasi bangsa. “Bukan mengejar materi semata tapi seberapa banyak dedikasi dan kebaikan. Insya Allah sebagai guru, bapak ibu akan masuk surga karena doa mereka (murid-murid, red.),” pungkasnya.

Sementara itu, Dekan FITK Siti Nurul Azkiyah M.Sc Ph.D mengungkapkan, Program PPG FITK UIN Jakarta tahap ketiga di 2023 ini berhasil meluluskan 451 guru profesional. Jumlah ini setara dengan 82.60 persen tingkat kelulusan dari total peserta pendidikan profesi sebanyak 535 orang guru.

“Hari ini, 451 peserta berlatarbelakang guru PAI dan madrasah, Alhamdulillah dikukuhkan sebagai guru profesional setelah mengikuti serangkaian pelatihan PPG dan menyelesaikan ujian dengan baik,” paparnya.

Mengutip berbagai riset, sambung Dekan Azkiyah, para guru merupakan aktor penting dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, daya juang, kompetensi dan daya kritis generasi muda Indonesia. “Di pundak bapak ibu, anak-anak kita dan orang tua seluruh Indonesia berharap bapak ibu semua memfasilitasi anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif,” tandasnya.

Pengukuhan ke-451 guru profesional sendiri dilakukan daring dan luring serta dihadiri sejumlah pejabat Ditjen Pendis Kementerian Agama RI dan UIN Jakarta. Diantaranya, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Dr. Muhammad Zain MA, Direktur Pendidikan Agama Islam H. Amrullah M.Si, Warek Bidang Akademik UIN Jakarta Prof. Dr. Ahmad Tholabi M.H., M.A., dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuang UIN Jakarta H. Mohamad Ali Irfan M.M.,M.Ak

Sentimen: positif (100%)