Sentimen
Negatif (100%)
6 Mei 2023 : 17.58
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Institusi: UIN

Kab/Kota: Yogyakarta

Kasus: Narkoba, HAM

19 Orang Penting Hubungi Uya Kuya Buntut Celotehan Tio Pakusadewo Soal Lapas, Ada Juga Yang Suruh "Take Down" 

TVOneNews.com TVOneNews.com Jenis Media: News

6 Mei 2023 : 17.58
19 Orang Penting Hubungi Uya Kuya Buntut Celotehan Tio Pakusadewo Soal Lapas, Ada Juga Yang Suruh "Take Down" 

Jakarta, tvonenews.com - Konten wawancara antara Youtuber Uya Kuya dengan Tyo Pakusadewo mengenai sisi lain di lembaga pemasyarakatan (lapas) menyisakan persoalan bagi keduanya. 

Bahkan ada yang menyuruh untuk "take down" konten atau menghapus konten wawancara sisi gelap lapas yang telah diunggah di akun Youtube Uya Kuya TV.

"Yang kemarin ini saya itungin selama tiga hari ada 19 orang penting di negeri ini yang hubungi saya," kata Uya di YouTube Pagi Pagi Ambyar, sebagaimana dipantau Sabtu (6/5/2023).

Diketahui dalam Dalam konten tersebut, Uya mewawancara Tyo Pakusadewo untuk membagikan pengalamannya berada di dalam sel tahanan saat terseret kasus narkoba. 

Mulai dari kualitas nasi di lapas, adanya sel tikus, kondisi air yang buruk, hingga soal peredaran narkoba, di mana Tyo sendiri juga pernah membelinya di dalam penjara. Bahkan diduga ada anak menteri yang ikut memonopoli bisnis di lapas.

Uya menambahkan, para orang penting yang menghubunginya memiliki tujuan berbeda-beda. 

"Ajak ngobrol, tapi ada juga yang nyuruh take down, ada juga yang ngobrol tapi dia bilang enggak usah di take down karena ini buat kebaikan," kata Uya.

"Ada juga yang saya disuruh minta maaf. Saya bilang, minta maaf sama siapa, saya enggak mau," lanjutnya. 

Tyo Dapat "Serangan" Yang Sama

Hal serupa juga terjadi pada Tyo Pakusadewo yang mengaku dihubungi terkait pengakuannya di konten YouTube Uya. 

"Ada beberapa orang yang mencoba untuk ngajak ngobrol mengenai hal ini, tapi saya pikir untuk apa," kata Tyo.

Bagi Tyo, pengakuannya di konten Uya itu tak diniatkan untuk menyerang instansi tertentu. Tujuannya bercerita hanya untuk membagikan pengalaman tentang kehidupannya di dalam penjara. 

"Saya kan sebetulnya sama Uya hanya sharing, bercerita pengalaman saya di dalam (penjara),...bukan bertujuan menghantam sebuah institusi atau menunjuk beberapa orang yang harus bertanggung jawab terhadap itu, enggak. Kalaupun ada, itu oknum kan," tegasnya. 

Dalam kanal Uya Kuya TV, Tio Pakusadewo mengungkap beberapa hal dan bisnis ilegal yang terjadi di dalam penjara.

"Itu kalau mau dibenerin dari kalapas aja dulu," ungkap Tio dikutip dari akun Twitter @Heraloebss, Jumat (5/5/2023).

Aktor Tio Pakusadewo diketahui masuk penjara dua kali karena kasus narkoba. Bisa dikatakan dia familiar dengan yang terjadi di dalam sana.

"Nggak ada yang bener, bullshit lah, sipir-sipir penjara taik semua," umpat aktor yang terkena kasus narkoba pertama pada April 2020.

Dugaan Anak Menteri Terlibat

Kemudian Tyo bercerita tentang tabiat di penjara bahwa akan ada waktu di mana lampu lapas sengaja dibuat mati. Itu terjadi seminggu atau dua minggu sekali.

Tio mengatakan, jika itu terjadi, tandanya barang ada yang masuk. Ditambah lagi dengan suara yang khas yang menandakan ada yang sedang berjualan narkoba.

"Even pabriknya ada di dalam," kata Tio yang berusia 59 tahun ini.

"Pabrik narkoba?" tanya Uya.

"Mereka bikin di dalem, ini kartel," jawab Tio.

"Yang menggagas itu bekas napi trus ngegaet anaknya menteri," papar Tio.

"Siapa menterinya Om?" kembali Uya bertanya.

"Kalau disebut, elu repot gue repot," ucap Tio.

Video pendek itu berdurasi 1 menit saja. 

Namun, seseorang menyebut siapa anak menteri yang diduga turut campur. Akun Twitter @PartaiSocmed membeberkan siapa anak menteri itu. Dia adalah Yamitema Laoly, anak dari Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM.

Akun Twitter itu menyebutkan bahwa Yamitema Laoly adalah chairman dan co founder dari Jeera Foundation dengan PT Natur Palas Indonesia.

Bantahan Menkumham

Meski tidak menyebutkan ada anak menteri yang memonopoli bisnis di dalam lapas, namun sorotan publik tertuju pada anak Menkumham Yasonna, Yamitema Laoly. Menanggapi hal itu, Yasonna membantah tuduhan tersebut dan peran dari Jeera Foundation.

"Ah bohong besar itu. Enggak ada," kata Yasonna.

Yasonna menambahkan, Yayasan Jeera Foundation yang dikaitkan oleh netizen, menurut Yasonna adalah lembaga yang bekerja sama dengan lapas untuk membantu para narapidana memiliki keterampilan.

"Jadi Jeera itu yayasan yang membina napi, barista, (perajin) kulit, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia itu," kata Yasonna kepada wartawan. Yasonna menjelaskan bahwa Tio Pakusadewo bahkan juga pernah menjalin kerja sama dengan Jeera Foundation.

Untuk itu dia mengaku heran dengan tudingan Tio. 

Yasonna menceritakan bahwa Tio pernah diminta Jeera Foundation menjadi pelatih. Namun, karena Tio melakukan pelanggaran berat sebanyak 2 kali. Oleh karenanya, Tio diberhentikan dan bahkan dimasukkan ke dalam straft cell (sel pengasingan).

"Itu kan si Tio yang pernah dua kali disana, dia juga pernah dipakai Jeera menjadi pelatih. Tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan. Bahkan dia pernah dimasukkan ke straft cell," ungkap Yasonna. Namun begitu, Yasonna enggan menjelaskan apa pelanggaran berat yang dilakukan oleh Tio.

"Makanya heran juga saya. Ya tanya Karutannya (Kepala Rutan), pokoknya berat, masuk straft sel," ucap dia.

Selesai di Eselon Satu

Menko Polhukam Mahfud MD menganggap isu dugaan monopoli bisnis di Lapas oleh anak Menkumham Yasonna Laoly, Yamitema Laoly, adalah masalah sederhana. Isu itu sebenarnya bisa diselesaikan di level eselon satu.

"Itu kan masalah sederhana ya, saya gak harus turun tangan, itu bisa diselesaikan di tingkat teknis, eselon satu, itu gampang," kata Mahfud ditemui di kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis (4/5/2023).

Dijelaskan Mahfud, isu itu sebenarnya sudah dijelaskan oleh Menkumham Yasonna Laoly. Menkumham juga sudah mengatakan jika isu itu tidak benar.

"Kan memang nyebutnya putra seorang menteri, bukan putra Menkumham. Jadi kita gak tahu menterinya siapa yang bisnis," ungkapnya.

Mahfud menyebut dirinya tidak perlu turun tangan terkait isu ini. Apalagi baik korban maupun pelaku yang dituding sudah sama-sama jelas.

"Tapi tetap tindakan ke dalam harus dilakukan, dan itu tidak perlu turun tangan Menko, karena pelakunya yang dituding sudah jelas, korbannya sudah jelas, ya itu urusan yang sangat sederhana, sehingga gak perlu apa-apa Menko turun, apa-apa Menko turun," tegasnya. (apo/ant/buz/ito).

Sentimen: negatif (100%)