Sentimen
Netral (80%)
8 Mei 2023 : 08.41
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Partai Terkait

Warning Jusuf Kalla ke Jokowi Jangan Ikut Campur Pemilu 2024 Jangan Sampai Istana Dianggap Tebar Kebencian

8 Mei 2023 : 08.41 Views 1

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Warning Jusuf Kalla ke Jokowi Jangan Ikut Campur Pemilu 2024 Jangan Sampai Istana Dianggap Tebar Kebencian

Warning Jusuf Kalla ke Jokowi Jangan Ikut Campur Pemilu 2024 Jangan Sampai Istana Dianggap Tebar Kebencian

POJOKSATU.id, JAKARTA – Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menilai warning Jusuf Kalla ke Jokowi jangan ikut campur Pemilu 2024 itu bukan hal biasa.

Sebab warning yang dilontarkan Jusuf Kalla itu berkaitan dengan sikap netral Jokowi dalam politik Indonesia yang akan mencari penggantinya.

Dalam warning-nya, Jusuf Kalla meminta Jokowi meniru Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjauhi politik di akhir masa jabatannya.


- Apa Apa ? Jusuf Kalla Warning Jokowi Jangan Ikut Campur Pemilu Usai Ditemui Parpol Pendukung Pemerintah

“Kritik JK untuk Jokowi harus diperhatikan oleh Jokowi,” tutur Muslim Arbi dikutip pojoksatu.id dari RMOL, Minggu (7/5/2023).

Muslim juga mengamini warning yang ditujukan JK kepada Presiden Jokowi.

“Publik tahu di akhir masa jabatan Megawati dan SBY tidak terlihat turut campur dalam urusan siapa penggantinya,” sambungnya.

-; Jusuf Kalla Tiba-tiba Warning Jokowi Jangan Ikut Campur Biar Pemilu 2024 Lebih Demokratis

Akan tetapi Jokowi malah dinilainya melakukan hal berbeda dengan pendahulunya itu.

Hal itu terlihat dari manuvernya yang mengundang sejumlah ketum parpol koalisi pemerintah ke Istana.

Akan tetapi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menjadi satu-satunya yang tidak diundang oleh Jokowi.

Padahal Partai Nasdem yang mencapreskan Anies Baswedan itu adalah parpol koalisi pemerintah.

- Jusuf Kalla Sindir Presiden Jokowi di Akhir Masa Jabatan, Diminta Tiru Sikap Mega dan SBY

Kondisi itu mengesankan bahwa Jokowi menggunakan Istana sebagai pusat konsolidasi capres.

Indikasi itu sangat kentara bahwa pertemuan tersebut tidak lain membicarakan soal politik.

“Semestinya Jokowi tidak lakukan itu. Karena dia masih kepala negara, harusnya merangkul semua,” tegasnya.

Dengan tidak mengundang Partai Nasdem, sambung Muslim, itu merupakan sebuah sikap politik sekaligus menunjukkan sikap bukan sebagai negarawan.

“Peringatan JK harus segera direspon oleh Istana (Jokowi). Jika tidak, Istana dianggap tebar kebencian,” pungkas Muslim Arbi. (Guruh/Pojoksatu)

Konten dan berita menarik lainnya dari Pojoksatu.id bisa dibaca di Google News

Sentimen: netral (80%)