Sentimen
Tokoh Terkait
Jusuf Kalla Tiba-tiba Warning Jokowi Jangan Ikut Campur Biar Pemilu 2024 Lebih Demokratis
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
Jusuf Kalla Tiba-tiba Warning Jokowi Jangan Ikut Campur Biar Pemilu 2024 Lebih Demokratis
POJOKSATU.id, JAKARTA – Entah ada angin apa tiba-tiba Jusuf Kalla mewarning Presiden Jokowi agar tidak terlalu jauh terlibat dalam urusan Pemilu 2024.
Sebaliknya, Jusuf Kalla menyarankan agar Presiden Jokowi bisa meniru Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
JK menilai, Megawati dan SBY tidak terlibat dalam pemilu di akhir masa jabatannya.
Pernyataan itu dilontarkan JK usai menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di kediamannya, di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023).
“Menurut saya, Presiden seharusnya seperti Ibu Mega, SBY, itu (masa jabatannya) akan berakhir, maka tidak terlalu jauh melibatkan diri,” kata JK.
-; Berani Tolak Cawapres Ganjar, Prabowo Lebih Baik Putih Tulang Daripada Putih Muka
Alasan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla itu, agar jalannya Pemilu 2024 berjalan lebih adil.
“Maka tidak terlalu jauh melibatkan diri, dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan. Supaya lebih demokratis lah,” sambungnya.
Koalisi Besar Sulit Terbentuk
Selain itu, JK juga berkeyakinan koalisi besar dari koalisi pemerintah yang ramai diwacanakan belakangan ini akan sulit direalisasikan.
Koalisi besar yang dimaksud JK adalah gabungan dari 5 parpol yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Bahkan pimpinan kelima parpol tersebut juga sudah menggelar pertemuan berbalut silaturahmi di Kantor DPP PAN beberapa waktu lalu.
- Kepanikan Jokowi Karena Takut Anies Baswedan Menang Pilpres 2024
Wacana koalisi besar itu bahkan dihadiri langsung Presiden Jokowi.
“Itu suatu ide wacana yang baik, tapi secara pelaksanaan politiknya sulit karena tidak mudah untuk dalam jumlah semuanya akan bersatu dalam satu calon,” kata dia.
Meski begitu, koalisi besar itu menurut JK juga masih memiliki potensi untuk terbentuk.
Hanya saja, kata dia, akan mengkhawatirkan karena membuat potensi Pilpres 2024 diikuti 2 pasangan calon capres-cawapres semakin besar.
“Ini namanya Pemilu, kalau calonnya cuma 1 atau 2 itu tidak dibenarkan. Dalam sejarah di Indonesia tidak pernah terjadi, minimal tiga (Paslon),” katanya.
- Pengamat Ini Anggap Jokowi Bermanuver Gagalkan Rencana Megawati Soekarnoputri
Karena itu, JK meminta agar segala kemungkinan yang sulit untuk direalisasikan agar tidak usah dilaksanakan.
“Biarlah demokrasi berjalan, tidak bisa dipaksakan karena kepentingannya berbeda,” tandasnya.
Untuk diketahui, Jusuf Kalla pernah mendampingi SBY dan Jokowi sebagai wakil presiden pada 2004 dan 2014.
Belakangan Jusuf Kalla menunjukkan dukungan kepada Anies Baswedan. Keduanya bahkan dikenal memiliki kedekatan sejak lama. (Guruh/pojoksatu)
Berita dan konten menarik lainnya dari Pojoksatu.id bisa dibaca di Google News
Sentimen: positif (99.6%)