Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Akibat Gerak Semu Matahari, Masyarakat Dihimbau Waspada Jika Berada di Luar Ruangan
Krjogja.com Jenis Media: News
Krjogja.com - JAKARTA - Menurut BMKG saat ini Indonesia mengalami suhu panas yang terjadi akibat adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Meskipun demikian kita sebaiknya tetap waspada dan menjaga kondisi tubuh untuk mengurangi dampak dari cuaca panas, baik ketika di dalam maupun di luar ruangan.
Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak cuaca panas antara lain:
- Minum air yang banyak jangan menunggu haus
- Hindari mengonsumsi minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis
- Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung
- Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar serta hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas
- Sebisa mungkin berada di dalam ruangan atau berteduh diantara jam 11 – 15 siang
- Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup
- Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yg tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
- Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan
Jika muncul gejala keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, jantung terasa berdetak lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki atau daerah perut, mual, muntah, pusing.
Atau, jika urin berwarna kuning pekat, dinginkan tubuh pada daerah pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya dengan kain basah serta banyak minum air. Jika gejala masih dirasakan, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam siaran pers nya Jumat (5/5/2023) mengatakan, masyarakat sebaiknya waspada jika berada di luar ruangan dengan tetap menjaga agar badan selalu sehat.
“Memang cuaca panas beberapa hari ini dan ke depan sedang tidak biasa. Untuk itu, mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan,” ujar Syahril.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membagikan 9 tips kepada masyarakat untuk menghadapi cuaca panas yang terjadi di Tanah Air belakangan ini
Tips pertama, cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak.
Kedua, hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
Ketiga, hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan topi atau payung.
Keempat, memakai baju yang berbahan ringan dan longgar. Kelima, hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
Keenam, sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00 pagi sampai 15.00 siang.
Ketujuh, jangan meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.
Kedelapan, gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.
Kesembilan, sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak masuk dalam kategori gelombang panas. Hal tersebut merujuk kepada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu.
"Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujar Dwikorita
Ia kemudian menjelaskan, secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Oleh karenanya, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2° Celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.
"Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°Celcius di beberapa lokasi. Variasi suhu maksimum 34°Celcius-36°Celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya," kata Dwikorita.
"Scara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November," ujarnya lagi. (Ati)
Sentimen: negatif (100%)