Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Washington, Seoul, Pyongyang
Tokoh Terkait
Kim Jong Un Tembak Rudal Korut 'Membabi Buta', Ini Alasannya
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) terus membuat heboh. Setelah menembakkan 25 rudal dalam sehari sejak Rabu hingga Kamis, Negeri Kim Jong Un kembali menembak 80 artileri ke arah tetangganya Korea Selatan (Korsel), Jumat (4/11/2022).
Ini merupakan rekor sejak 2017. Lalu, apa yang memicu "ledakan" tes senjata yang memecahkan rekor tersebut?
Mengutip AFP, analis mengatakan latihan militer AS-Korsel yang sedang berlangsung adalah faktor kunci. Seoul dan Washington melakukan latihan udara gabungan terbesar mereka, yang disebut Vigilant Storm.
Ini melibatkan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak yang melakukan serangan tiruan 24 jam sehari. Setidaknya ada 240 jet tempur dari kedua negara, lalu 1600 serangan mendadak, yang merupakan terbesar dalam latihan itu.
Latihan semula dijadwalkan berakhir Jumat lalu. Namun ternyata ini diperpanjang dengan alasan 'mempertahankan postur keamanan bersama yang ketat dalam menghadapi agresi Korut'.
Kehadiran Jet Siluman F-35A dan F-35 BLatihan tersebut juga melibatkan beberapa jet tempur canggih seperti F-35A dan F-35B. Keduanya merupakan pesawat siluman yang dirancang untuk menghasilkan tanda radar sekecil mungkin.
Menurut analis, Korut mungkin memiliki senjata nuklir yang tidak dimiliki Korsel, tetapi angkatan udaranya adalah mata rantai terlemah dalam militernya. Ini kemungkinan tidak dapat melawan teknologi pesawat siluman.
"Sebagian besar pesawat Korut sudah ketinggalan zaman... mereka hanya memiliki sedikit jet tempur canggih," kata peneliti di Institut Sejong, Cheong Seong-chang.
"Korut tidak memiliki banyak minyak yang dibutuhkan untuk pesawat, sehingga pelatihan juga tidak dilakukan dengan baik," tambahnya.
"Hal inilah yang membuat Kim Jong Un takut," tegasnya.
Operasi Pemenggalan Kepala Kim Jong Un?
Hal lain yang mendasari langkah Korut ini, diyakini juga terkait dengan aporan bahwa pasukan komando AS dan Korsel mempraktikkan apa yang disebut "serangan pemenggalan kepala". Ini merujuk pada upaya pelengseran pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un, dalam operasi militer secepat kilat.
"Peluncuran (rudal-rudal) cepat Pyongyang minggu ini adalah karena "Badai Waspada" Korut," kata seorang peneliti di Institut Studi Kebijakan Asan, Go Myong-hyun.
"Pyongyang yakin jet siluman akan digunakan dalam operasi pemenggalan kepala," tambah Go.
Para ahli juga mengatakan ada tanda-tanda tambahan bahwa Kim prihatin. Karenanya dilakukan revisi undang-undang nuklir Korut September ini, yang memungkinkan serangan nuklir pertama.
"Ini menempatkan nuklir Pyongyang di bawah 'perintah monolitik' Kim. Jika 'sistem komando dan kontrol' nuklir Korut menyebut Kim dalam bahaya, serangan nuklir akan diluncurkan secara otomatis dan segera," kata Go lagi.
Sebelumnya Korut menyebut Vigilant Storm sebagai latihan militer agresif dan provokatif yang menargetkan negaranya. Bahkan nama tersebut menyinggung Negeri Pertapa, karena diklaim terkait dengan Operasi Badai Gurun, serangan militer pimpinan AS di Irak pada 1990-1991 setelah invasi ke Kuwait.
[-]
-
'Wanita Iblis' Korut Sarankan Presiden Korsel Tutup Mulut(sef/sef)
Sentimen: negatif (100%)