Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
Kasus: stunting
Tokoh Terkait
Dokter Hasto Kampanye Stunting di Perbukitan Menoreh
Krjogja.com Jenis Media: News
Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo sedang mengedukasi warga Perbukitan Menoreh agar terhindar dari stunting. (Foto: Asrul S)
Krjogja.com - KULONPROGO - Salah satu langkah agar anak-anak Indonesia tidak terkena stunting adalah memberi kecukupan protein hewani bagi mereka.
"Cara yang paling gampang adalah memberi makan anak-anak kita telur minimal dua butir setiap hari,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, dr Hasto Wardoyonya saat sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Balai Kalurahan Hargowilis, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (30/4).
Dokter Hasto mengedukasi warga di Perbukitan Menoreh Kulonprogo salah satunya di tanah kelahirannya, Kalurahan Hargowilis. Di depan ratusan warga Hasto menyampaikan Program Bangga Kencana sebagai upaya menurunkan angka stunting.
"Anak-anak harus diberikan kecukupan protein hewani yang bisa dipenuhi dari mengonsumsi telur," jelas dr Hasto.
Dalam upaya menekan kasus stunting di Indonesia, BKKBN menggandeng swasta untuk ikut berperan dalam pencegahan stunting. Mereka memberikan bantuan telur kepada anak-anak dalam kurun waktu enam bulan. Program tersebut berlaku secara nasional dengan bantuan di setiap desa kepada 50 anak.
“Kami terus melakukan provokasi dalam pencegahan stunting ini dengan menumbuhkan gotong royong dan kepedulian,” tuturnya.
Sementara itu Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati SE menjelaskan, Kulonprogo menjadi daerah miskin dalam hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Padahal di Kulonprogo sudah banyak program dalam menurunkan angka kemiskinan, mulai dari Jogokaliku, Gempar hingga Panganku.
“Sesungguhnya Kulonprogo subur. Apa saja yang ditanam di pekarangan bisa tumbuh untuk mengentaskan kemiskinan dan stunting,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pengendalian Penduduk dan KB Kulonprogo Drs Ariadi mengatakan, hasil survei BPS kasus stunting di Kulonprogo pada 2022 sebanyak 15,8 persen. Sedangkan pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan 'by name by addres' hanya sekitar 9,9 persen.
“Kami terus berjuang dalam mendukung percepatan penanganan stunting. Nanti seluruh kalurahan akan menjadi kampung berkualitas,” kata Ariadi. (Rul)
Sentimen: positif (66.5%)