INDOZONE.ID - Mengunjungi museum merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dipilih oleh para wisatawan yang berkunjung ke Belanda. Ada banyak pilihan museum yang ditawarkan, di antaranya adalah Museum Van Gogh di Amsterdam.

Saat Anda memasukkan Museum Van Gogh ke dalam itinerary, pastikan kamu telah melakukan pemesanan tiket secara online melalui website mereka. Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap museum ini menyebabkan tiket yang hampir selalu terjual habis setiap harinya.

Baca juga: Berkunjung ke Museum Keraton Surakarta, Cocok Jadi Media Wisata dan Belajar

Museum Van Gogh terletak di pusat kota Amsterdam.  Kamu dapat mencapai museum dengan menggunakan tram menuju daerah Museumplein. Museum Van Gogh berada di satu kawasan yang sama dengan Museum Rijksmuseum dan Museum Stedelijk.

Tiket masuk ke dalam museum ini dibanderol seharga 23 euro atau sekitar Rp. 378.000. Dengan tiket masuk tersebut, kamu sudah dapat mengakses keseluruhan isi museum, termasuk pameran seasonal yang diadakan di dalamnya dan loker yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan tas dan jaket.

Untuk pengalaman yang lebih mengesankan, kamu dapat menyewa sebuah multimedia tour. Alat ini terdiri dari sebuah audio yang terhubung dengan headphone. Tak perlu khawatir, multimedia tour ini tersedia dalam 11 bahasa yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.

Penyewaan multimedia tour ini mematok harga 3,5 euro atau setara dengan Rp57.500 untuk orang dewasa. Pemesanan multimedia tour bisa dilakukan sekaligus saat kamu memesan tiket masuk museum.

Museum Van Gogh terdiri dari 3 lantai. Di lantai dasar kamu dapat menemukan pameran seasonal yang berganti tema sesuai dengan masa tayang dari masing-masing pameran tersebut.

Selain itu,  kamu  juga dapat menyimpan barang-barang di dalam loker yang disediakan gratis. Serta toko souvenir dan tempat penyewaan multimedia tour.

Pameran tetap dari karya-karya Van Gogh bisa diakses mulai dari lantai satu. Koleksinya diatur sedemikian rupa sesuai dengan tahun pembuatannya.

Vincent Van Gogh banyak berpindah tempat semasa hidupnya. Hal itulah yang menjadi inspirasi dari berbagai lukisannya. Contohnya saat tinggal di daerah pedesaan Nuenen, banyak lukisannya yang mengangkat tema pertanian. Salah satu mahakarya yang dihasilkannya adalah lukisan “The Potato Eater”.

Begitu pula saat berpindah ke Paris. Lukisan yang dihasilkannya menjadi lebih berwarna jika dibandingkan dengan lukisannya saat tinggal di Nuenen.

Selama di Paris, Van Gogh banyak menghasilkan lukisan potret manusia karena memang lukisan jenis tersebutlah yang diminati oleh masyarakat sekitar.

Selain lukisan potret manusia, Van Gogh juga menghasilkan sebuah lukisan bunga matahari yang terkenal dengan judul 'Tournesols'.

Baca juga: Wisata Edukasi Bareng Buah Hati di Museum Satwa Jawa Timur Park 2

Van Gogh menghabiskan masa-masa terakhir hidupnya di rumah sakit Saint-Remy karena sakit mental yang dideritanya. Meskipun dirawat di rumah sakit, Van Gogh masih banyak menghasilkan lukisan. Ia meyakini bahwa melukis menjadi salah satu media penyembuh bagi dirinya.

Van Gogh meninggal di tahun 1890 di usianya yang ke 37 tahun di rumah sakit Saint-Remy. Pada pagi hari sebelum kepergiannya, Van Gogh masih melukis sebuah karya yang berjudul 'Tree Roots' yang belum sempat ia selesaikan.

Ironisnya, karya-karya dari Van Gogh justru lebih banyak diapresiasi setelah ia berpulang. Pihak yang banyak membesarkan nama Van Gogh adalah adik serta adik iparnya.

Mereka memulai pameran-pameran dari lukisan yang dibuat oleh Van Gogh hingga akhirnya didirikan sebuah museum khusus untuk menyimpan semua karyanya di tahun 1973. Hingga saat ini, Museum Van Gogh masih memiliki daya tarik yang kuat bagi para wisatawan Belanda.

Bagaimana, apakah kamu  juga tertarik untuk mengunjungi museum ini?

Artikel Menarik Lainnya:

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.