KBRN, Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengkhawatirkan jumlah Pekerja Rumah Tangga (PRT) melonjak setelah Lebaran. Saat ini, PRT di Indonesia mencapai 2 juta jiwa, 18 persen di antaranya di bawah usia 18 tahun. 

"Sedangkan, 84 persen di antaranya adalah perempuan. Harus diantisipasi dengan baik, karena tidak sedikit dari mereka adalah perempuan-perempuan muda dibawa  PRT lainnya dengan iming-iming tertentu,” kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam keterangannya ditulis, Minggu (20/4/2023).

Bintang menilai; arus balik Lebaran dapat mendatangkan dampak urbanisasi. Terutama banyaknya PRT l datang ke kota besar bersama para PRT yang lebih dulu bekerja di kota. 

Bintang menekanjan, pentingnya perlindungan terhadap PRT yang sebagian besar dari kalangan perempuan. Sebab, mereka rentan terhadap kekerasan, diskriminasi, hingga eksploitasi. 

Karena itu, Bintang menyadari pentingnya perlindungan bagi perempuan dan anak yang kerap kali menjadi obyek perekrutan PRT. Saat ini, lanjutnya, kebijakan perlindungan PRT belum komprehensif karena masih dalam bentuk Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2015. 

"Peraturan ini hanya berlaku bagi pekerja dan pengguna yang melalui Lembaga Penyalur PRT (LPPPRT). Sementara itu, belum ada kebijakan yang mengatur mengenai PRT maupun pengguna yang tidak melalui LPPPRT," kata Bintang. 

Dikatakan, hal tersebut menyebabkan lemahnya perlindungan bagi PRT maupun pengguna. Kondisi ini berpotensi meningkatkan pencari kerja sebagai PRT  rentan dimanfaatkan oknum-oknum  tidak bertanggungjawab untuk memperoleh keuntungan.

Menurutnya, salah satu hal mengantisipasinya melalui keterlibatan berbagai pihak di daerah mengedukasi calon pekerja perempuan. Supaya, mereka mencari pekerjaan melalui jalur dan prosedur yang benar.

“Ini bukan semata tanggung jawab pemerintah pusat melainkan semua elemen masyarakat. Sama-sama peduli terhadap fenomena yang kerap terjadi setelah lebaran,” katanya.