Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bogor
Golkar dan Demokrat Buka Peluang Koalisi Usai Bertemu? Ini Kata AHY
Detik.com Jenis Media: Metropolitan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melakukan pertemuan dengan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Apakah usai pertemuan ini kedua partai membuka peluang untuk berkoalisi?
Hal ini sempat ditanyakan ke AHY saat menggelar konferensi pers usai pertemuan. AHY bilang semua kemungkinan bisa terjadi.
"Nah kemudian kalau ditanya tadi apakah kemudian bisa saling bergabung ya tadi, semua sangat mungkin kalau tujuannya baik dan bersama-sama kita ingin melakukan perubahan ingin melakukan perbaikan terhadap situasi negeri ini," kata AHY kepada wartawan di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2023).
Yang terpenting menurutnya, diharapkan para elemen bangsa bisa bersatu. Salah satunya adalah kekuatan politik. Hal ini lah yang menjadi dasar dilakukan pertemuan politik antarparpol.
"Maka sangat-sangat diharapkan bersatunya elemen bangsa termasuk kepada kekuatan politik inilah yang sebetulnya terus kita jadikan basis atau fondasi dalam dialog yang kita lakukan dari waktu ke waktu," jelasnya.
"Inilah sebenarnya indahnya demokrasi multi partai, tapi saya juga tidak berharap terjadi pembelahan yang luar biasa. Tadi Pak Airlangga betul sekali mengingatkan kepada kita semua jangan sampai Pemilu 2024 ini seperti ada pembelahan keras antara anak bangsa sendiri," lanjut AHY.
AHY menyampaikan cerita dari ayahnya SBY kalau bangsa Indonesia pernah berbenturan ideologi. Dampaknya berbahaya bukan hanya di politik, tetapi juga korban jiwa.
"Tadi Pak SBY juga mengingatkan betapa nestapanya bangsa Indonesia pernah berbenturan antar ideologi bukan hanya tidak sehat tetapi juga berbahaya dan banyak korbannya, literally bukan politik tetapi juga korban jiwa," imbuhnya.
Dia berharap hal itu tidak terjadi lagi ke depan. AHY menentang keras adanya upaya menghancurkan persatuan.
"Jangan sampai terjadi lagi dalam sejarah politik bangsa kita atau benturan keras akibat eksploitasi politik identitas, itu juga tidak boleh, dan kami akan menentang keras apakah radikal kanan radikal kiri apapun yang hanya ingin menghancurkan persatuan di negara kita," sambungnya.
(rdh/eva)Sentimen: negatif (99.9%)