Sentimen
Negatif (79%)
29 Apr 2023 : 22.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pontianak, Kepulauan Seribu

Kasus: kecelakaan

Tokoh Terkait

Ini Rekaman Pilot Sriwijaya Air Sebelum Jatuh, Berani Dengar?

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

29 Apr 2023 : 22.55
Ini Rekaman Pilot Sriwijaya Air Sebelum Jatuh, Berani Dengar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada misteri yang terdapat dalam peristiwa kecelakaan pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu (9/1/2021) lalu, salah satunya adalah suara pilot yang tidak terekam Cockpit Voice Recorder (CVR) sebelum pesawat terjatuh.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcahyo Utomo mengatakan bahwa suara dari kokpit tak terdengar, padahal suara pengatur lalu lintas udara dan co-pilot masih terdengar.

"Kebetulan dari CVR yang ditemukan kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam. Kami tidak bisa menentukan mengapa suara kaptennya tidak terekam. Ada dugaan bahwa kaptennya tidak menggunakan headset," kata Nurcahyo saat rapat dengan Komisi V DPR RI, dikutip Jumat (4/11/2022).

-

-

Dia menambahkan, suara mikrofon yang ada pada kokpit pesawat juga tidak terdengar karena tertutup suara bising.

"Channel ini tertutup noise pada 400 hertz sehingga pembicaraan tidak bisa direkam. Sehingga tidak bisa menganalisa kerja sama kokpit dan apa saja perintah kapten ke co-pilot meski suara co-pilot masih bisa didengar, termasuk suara dari pengatur lalu lintas udara," jelas Nurcahyo.

Nurcahyo menjelaskan, perubahan ini tidak disadari pilot. Selain itu, beliau juga mengasumsikan bahwa pilot mempercayakan sistem automasi yang ada pada pesawat. "Percaya pada sistem automasi, kalau sudah diset maka autopilot akan mengatur dan autothrottle akan mengatur sesuai permintaan autopilot sehingga kondisi ini berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi yang terjadi," ujarnya.

Selain itu, posisi kemudi yang menjadi berbelok ke kanan, sedangkan pesawat berbelok ke kiri mengakibatkan bank angle warning atau peringatan kemiringan yang berlebih.

"Perbedaan asumsi dan kurang monitor berakibat pada upaya recovery yang dilakukan pilot tidak sesuai. Empat detik pertama pilot membelokkan ke kiri padahal pesawat sedang berbelok ke kiri," kata Nurcahyo.

Sebelumnya pada 2021 lalu, AirNav Indonesia mengungkapkan bagaimana komunikasi Air Traffic Controller (ATC) yang dilakukan dengan pilot Sriwijaya Air SJ 182 sesaat sebelum dinyatakan hilang.

Pihaknya sempat mengonfirmasi ke pilot saat Sriwijaya Air SJ 182 melakukan belokan ke kiri yang tidak sesuai koordinat.

Dijelaskan bahwa adanya komunikasi perubahan arah dan ketinggian, di antaranya karena cuaca dan ada pesawat yang berada pada ketinggian sama menuju Pontianak. Arahan dari ATC pun dilaporkan dijawab 'clear' oleh pilot Sriwijaya Air SJ 182.

Komunikasi ATC dengan pilot dilaporkan masih baik saat diminta kembali ke posisi 13 ribu kaki dan tidak ditemukan indikasi kondisi pesawat tak normal. Namun, pada pukul 14.39 WIB, pesawat berbelok ke kiri. Ssaat ATC melakukan konfirmasi, Sriwijaya 182 tidak merespon hingga hilang dari radar.

Upaya komunikasi oleh pesawat penerbangan lain juga dilaporkan tak mendapat respons dari Sriwijaya 182.


[-]

-

Misteri Sriwijaya Air SJ182 Terungkap, Ini Investigasinya
(pgr/pgr)

Sentimen: negatif (79.5%)