Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kasus: pembunuhan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Buntut Kasus Darah Muhammadiyah Halal, Peneliti BRIN Diminta Tak Masuk ke Ranah Politik Praktis
Jitunews.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Kasus ancaman pembunuhan bagi warga Muhammadiyah oleh peneliti BRIN, APH, mencerminkan lemahnya penataan SDM BRIN pasca peleburan seluruh LPNK dan lembaga litbang secara nasional ke dalam lembaga riset ini.
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menegaskan BRIN dan penelitinya tidak boleh masuk dalam wilayah politik.
Mulyanto mengingatkan BRIN adalah lembaga ilmiah penunjang yang bersifat instrumental bagi keputusan politik yang ada, bukan lembaga politik.
Andi Pangerang Hasanudin Sebut Darah Muhammadiyah Halal, DPR: Pembinaan SDM di BRIN Amburadul
“Jadi jangan ikut cawe-cawe dalam kancah perbedaan pandangan politik. Apalagi dengan ujaran kebencian dan kekerasan. BRIN dan penelitinya sebagai lembaga ilmiah harus bersikap netral, independen dan obyektif serta melayani kebutuhan seluruh stake holder sesuai dengan kapasitas ilmiahnya,” kata Mulyanto, Jumat (28/4/2023).
Sekarang ini, lanjut Mulyanto, BRIN terkesan terseret-seret dan menjadi stempel ilmiah bagi kebijakan politik rezim. Hal seperti ini harus dihindarkan.
Karena itu Mulyanto minta keberadaan Dewan Pengarah BRIN, serta ketuanya yang Ketum Partai, harus dihapuskan sehingga tidak ada beban dan kecondongan politik tertentu bagi BRIN.
“Akan semakin sulit bagi lembaga riset yang gemuk, superbody dan sentralistik seperti BRIN ini untuk bergerak dengan politisasi seperti itu. Alih-alih dapat berkinerja tinggi, yang keluar dari BRIN justru malah statemen dan aksi kontroversial bagi kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Ini kontra produktif dan tidak kita harapkan”, tegasnya.
Diketahui AP Hasanuddin, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ), seketika menjadi sorotan publik. Ancamannya terhadap warga Muhammadiyah hanya karena perbedaan pendapat soal penetapan Idulfitri 1444 Hijriah.
Ancaman tersebut berawal dari status Facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin.
Sang profesor menyinggung perbedaan penetapan Idulfitri antara Muhammadiyah dengan pemerintah. Thomas menyebut perbedaan karena sikap Muhammadiyah yang ego sektoral. Andi dalam kolom komentar menanggapi dengan emosional.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Andi.
Soal Darah Muhammadiyah Halal, PKS Kecam Peneliti BRIN Andi Pangerang HasanudinSentimen: positif (57.1%)