Sentimen
Positif (99%)
27 Apr 2023 : 05.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kartini

Tokoh Terkait

Nama Jawa Ponimin, Ngatiyem, Paijo Mulai Hilang, Dianggap Ketinggalan Zaman?

27 Apr 2023 : 05.55 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Nama Jawa Ponimin, Ngatiyem, Paijo Mulai Hilang, Dianggap Ketinggalan Zaman?

Krjogja.com - Tren nama sekarang ini memang cenderung ke arab-araban atau ke barat-baratan. Nama-nama Jawa yang dulu sering didengar kini lama-lama menghilang atau kalau tidak mau dibilang punah.

Nama seseorang sepertinya disesuaikan tuntutan zaman yang semakin berkembang ini. Pada keluarga suku Jawa nama-nama yang melekat pada orang zaman dulu tidak lagi dipakai anak zaman sekarang. Seperti nama berawalan 'su-' yakni sugeng, sumiati, sutrisno, hingga nama berawalan 'nga-' yakni ngadiran, ngadimin, hingga ngatmo.

Nama-nama tersebut tampak sederhana dengan hanya satu atau dua suku kata dengan akhiran konsonan 'so, to, no, wo' dan sebagainya untuk laki-laki, dan akhiran 'si, ti, ni' dan sebagainya untuk perempuan.

Penggunaan nama yang pendek pada masa lalu, membuat orang-orang etnis Jawa mudah dikenal, sebagaimana yang dijelaskan dalam artikel berjudul "Saat Orang Jawa Memberi Nama: Studi Nama di Tahun 1950-2000" yang terbit dalam jurnal Patrawidya Volume 16 Nomor 3, September 2015 yang ditulis Moordiati.

Pada era 1950-an dan 1960-an, banyak keluarga petani yang memberi nama sederhana untuk bayi mereka yang baru lahir. Nama yang diberikan juga kerap kali merujuk pada hari kelahiran bayi.

Contohnya adalah nama Ponimin atau Poniyah yang merujuk pada hari pasaran Jawa Pon. Lalu, Legimin dan Legiyah merujuk pada hari pasaran Legi.

Pada masa itu, nama-nama yang mengacu pada hari kelahiran berdasarkan pasaran, bulan, tahun, windu dan wuku banyak dijumpai.

Pada golongan yang lebih tinggi, orang-orang Jawa menamai anaknya berdasarkan cerita wayang atau kesusastraan Jawa. Sebagai contoh, nama Sukarno, Suhadi, Sriyati, Lestari, Suroto, dan Kartini.

Kemudian pada 1970-an dan 1980-an, tren nama orang Jawa menjadi lebih panjang dengan umumnya terdiri atas dua kata.

Apabila terdiri hanya dari satu kata, maka paling tidak adalah susunan dari tiga suku kata atau lebih, seperti Sugiono atau Hartono.

Perubahan masif terjadi pada era 1990-an dan 2000-an. Tak hanya dari segi panjang nama, bentuk nama juga menjadi semakin berubah dengan adanya adopsi dari berbagai sumber.

Daftar Nama-nama Legendaris Jawa yang Terancam Punah

1. Awalan Nga-
Ngadi, Ngatmo, Ngatemi, Ngatmono, Ngadiran, Ngadirah, Ngatiyem, Ngasiran, Ngadiya, Ngatmono.

2. Awalan Wa-
Wagimin, Wagino, Wangun, Warno, Wagiyo, Wagini, Wateman.

3. Awalan Ju-
Jumadi, Juminem, Juminah, Jumirah, Jumangin, Jumiati, Jumali, Jumari.

4. Awalan Po-
Pono, Ponimin, Ponirah, Ponijan, Podo, Ponidi, Paijo.

5. Awalan Tu-
Tumi, Tukino, Tukimin, Tukijan, Tugiyo, Tugimin, Tukirin, Tukiyem, Tumirah.

6. Awalan Ka-
Kardi, Karno, Kartoyo, Karman, Karmin, Kartinah, Kartini, Karmini, Karto, Kasiah, Katmijo, Katminah, Karjo, Kadiran, Kadirin, Karni, Karsi.

7. Awalan Wi-
Wignyo, Winardi, Windarti, Wisnu, Widodo, Winarno.

8. Awalan Sa-
Sarip, Sarman, Sardi, Sarno, Sarmi, Sartini, Sartiman, Sardiyo, Sarmidi, Sarmin, Satemo, Sakirin, Sariyan, Sateman, Sarintem.

9. Awalan Su
Sugeng, Sukar, Sunar, Sular, Suhar, Sumar, Supar, Sumi, Supangat, Sukarno, Suroto, Sutoyo, Suwiryo, Suhadi, Sutrisno, Susilo, Sumitro, Sulasno, Suharto, Sutarno, Suparno, Sutomo, Suharmi, Sunarti, Sunarni, Sumarni, Sumiati, Sulastri, Sulasmi, Suminah. (*)

Sentimen: positif (99.9%)