Reporter: Khanif Lutfi |  

Editor: Khanif Lutfi |  

Selasa 25-04-2023,17:23 WIB

Menhan Prabowo Subianto silaturahim ke kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Sabtu, 22 April 2023.-Twitter/@jokowi-

Skenario Jokowi Menangkan Ganjar - DPD Partai Golkar Kota Surabaya menyikapi beredarnya tulisan Denny Indrayana tentang 10 skenario Presiden Joko Widodo (Jokowi) memenangkan Pilpres 2024 salah satunya memasangkan Capres Prabowo Subianto dengan Cawapres Airlangga Hartarto guna memuluskan kemenangan Capres Ganjar Pranowo.

Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni mengatakan, di era demokrasi seperti saat ini semua warga negara memiliki kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara lisan maupun tulisan.

Hanya saja, mengenai akurasi pemikirannya tergantung akal sehat masing-masing warga negara

"Saya sudah baca tulisan tersebut. Di beberapa hal, saya nilai subjektivitasnya terlalu dominan dibandingkan dengan objektivitasnya," kata anggota DPRD Surabaya ini.

BACA JUGA:KPU Buka Pendaftaran Calon Legislatif Mulai 1-14 Mei 2023, Ini Dokumen yang Harus Disiapkan

Pria yang akrab disapa Toni ini menambahkan, di Indonesia posisi presiden itu sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. 

Wajar jika kemudian Presiden Jokowi berkomunikasi aktif dengan seluruh ketua umum partai politik di masa-masa tahun politik, agar kesinambungan jalannya pemerintahan tetap terlaksana.

Hal ini, lanjut dia, merupakan bagian dari tradisi politik kebangsaan yang harus dimiliki oleh semua elite politik. 

Sehingga, jika terjadi kesinambungan pembangunan, maka yang diuntungkan adalah rakyat Indonesia bukan pribadi Jokowi.

BACA JUGA:Sekjen PBNU Ungkap Hal Mengejutkan: Banyak Warga Nahdlatul Ulama Inginkan Duet Ganjar-Erick

Menurutnya, munculnya wacana duet Ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto adalah hasil komunikasi politik yang natural dilakukan oleh partai politik akhir-akhir ini untuk memenangkan hati rakyat Indonesia dalam Pemilu 2024.

Bukan desain besar dari Istana untuk menjadi jembatan kemenangan calon presiden lain.

"Bahwa Golkar dan Gerindra sebagai bagian dari koalisi pemerintahan mengomunikasikan hal ini kepada Presiden (Jokowi) tentu ini menjadi tradisi tata krama politik (fatsun) yang dipegang oleh Ketua Umum Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto. Keliru kalau diasumsikan seperti tulisan Prof. Denny,” ujarnya.

Menurutnya, dalam demokrasi langsung yang diadopsi Indonesia sejak pemilu 1999, setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI

Sumber: