Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Ramadhan, Salat Idul Fitri
Grup Musik: APRIL
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Fakta-fakta Lengkap Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah: Ngaku Emosi
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin membuat komentar arogan dengan mengancam warga Muhammadiyah, yang kemudian viral di media sosial.
Dia melayangkan ancaman tersebut lantaran sikap Muhammadiyah yang memutuskan hari raya Idul Fitri 1443 berbeda dengan pemerintah.
Berikut Indozone rangkum fakta-fakta lengkap terkait peneliti BRIN yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah terkait perbedaan hari raya Idul Fitri, Selasa (25/4/2023).
Awal PolemikKegaduhan berawal dari status Facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu merespons sikap Muhammadiyah yang berbeda dengan yang pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.
Baca Juga: Identitas Anggota TNI yang Tendang Pemotor Wanita Bawa Anak Sudah Terungkap, Kena Sanksi
"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas dalam status Facebook-nya.
Logo Muhammadiyah. (Instagram/@lensamu)Direspons Anak Buah
Status Thomas ditanggapi anak buahnya yang merupakan pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin. Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah.
"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral," tulisnya.
"Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" tambahnya.
Komentar peneliti BRIN ancam bunuh warga Muhammadiyah. (ist)Halalkan Darah, Ancam Membunuh
Andi terus masih melanjutkan statusnya yang mengancam setelah berdebat dengan warganet lain.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!!" tulis dia lagi.
"Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," ancam Andi.
Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin. (Twitter)Ngaku Emosi
Setelah komentarnya yang dianggap aroga, Andi membuat pernyataan maaf. Dia mengaku emosi saat membuat komentar tersebut.
"Melalui surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023," tulis AP Hasanuddin dalam surat pernyataannya.
"Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak," lanjut dia.
"Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang," lanjut AP Hasanuddin.
Sidang EtikKepala BRIN Laksana Tri Handoko membenarkan bahwa AP Hasanuddin adalah aparatur sipil negara atau ASN yang bekerja di lingkungan BRIN.
"Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN. Selanjutnya, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021,” ujarnya.
Baca Juga: Misteri Hilangnya Jejak Habibie dari Panel Sejarah Iptek di BRIN, Apa karena Beda Era?
Polri Turun TanganKepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan Polri sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Polri merespons adanya ancaman segala macam dengan melakukan penyelidikan," kata Ramadhan melansir Antara.
Artikel Menarik Lainnya:
Sentimen: negatif (99.6%)