Kisah Warga Kyiv yang Dilanda Kegelapan: Kami seperti Hamster
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara Rusia yang melumpuhkan sejumlah infrastruktur energi di beberapa kota di Ukraina, termasuk Kyiv, telah membuat pola hidup warga berubah.
Salah seorang warga Kyiv, Lyubov Fedorchenko, mengatakan hari-hari seakan-akan gelap lebih cepat. Menurutnya, hal tersebut seperti kembali lagi ke masa lalu.
"Saya tidak pernah mengerti nenek saya yang mengatakan bahwa mereka akan pergi tidur setelah matahari terbenam," kata pemilik rumah dengan empat kamar tidur itu kepada Al Jazeera, dikutip Senin (7/11/2022).
"Tapi akhir-akhir ini, kami hidup seperti hamster. Ketika hari sudah gelap, kami pergi tidur."
'Tidur nyenyak' Fedorchenko adalah hasil dari pemadaman listrik besar-besaran sejak 10 Oktober, ketika bom Rusia mulai menghujani kota-kota di seluruh Ukraina dalam fase terakhir dari perang selama berbulan-bulan.
Sementara itu, di Kyiv Barat, Polina Shevchenko, berbagi apartemen dua kamar tidur dengan pasangannya, Evhen Denisenko, dan Freeda, anjingnya yang berusia 9 bulan.
Pemadaman listrik yang teratur tetapi tidak terjadwal dan berjam-jam telah mengubah hidup mereka.
Mencuci piring dan pakaian harus disesuaikan dengan waktu saat listrik menyala.
Setelah setiap berjalan dengan Freeda, kaki anjing perlu dicuci. Namun, pasokan air bergantung pada listrik, jadi Shevchenko menggunakan toples dan botol untuk menuangkan air.
Pada malam hari, pasangan itu biasanya akan menonton salah satu dari banyak film yang telah mereka unduh. Kini, mereka beralih ke koleksi permainan papan yang bertambah secara drastis.
Shevchenko memahami masalah mereka tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang telah dialami jutaan orang Ukraina lainnya sejak serangan Rusia dimulai pada akhir Februari.
"Ada yang merasa jauh lebih buruk," katanya. "Mereka yang tidak memiliki listrik sama sekali, tidak ada air, atau berada di garis depan."
Dia pun selalu merasa waswas ketika harus [ergi ke pusat kota untuk melakukan pekerjaannya sebagai tutor.
"Ini gelap gulita dan sirene [serangan udara] meraung-raung," katanya.
Tanpa listrik dan lampu jalan, gedung apartemen dan pusat perbelanjaan tampak gelap dan hanya lingkaran kecil senter ponsel yang menunjukkan pejalan kaki dengan hati-hati berjalan di jalan berlubang.
Pengemudi hampir tidak dapat melihat mereka yang tidak memiliki senter atau mengenakan pakaian hitam, sementara lampu lalu lintas yang dimatikan membuat kekacauan.
"Anda melewati persimpangan dengan doa," kata sopir taksi Oleksander Glushchenko.
Rentetan serangan rudal dan pesawat tak berawak telah menargetkan transmisi listrik dan stasiun pompa air, fasilitas pemanas, dan infrastruktur utama lainnya, merusak jaringan listrik negara dan memaksa pihak berwenang untuk memberlakukan pembatasan penggunaan energi.
Jutaan orang Ukraina bergantung pada infrastruktur yang rusak atau hancur selama musim dingin, ketika suhu turun jauh di bawah nol. Kurangnya pemanas sentral juga mungkin memiliki konsekuensi bencana.
"Saat musim dingin mendekat, para pemimpin Rusia dengan sengaja merampas hal-hal dasar: air, listrik, panas," kata Jaksa Agung Andriy Kostin pada pekan lalu.
"Ini adalah terorisme dan kejahatan perang," imbuhnya.
Di sisi lain, Kremlin membantah menargetkan infrastruktur sipil, tetapi tidak mengesampingkan lebih banyak serangan.
"Bukan hanya itu yang bisa kami lakukan," kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
[-]
-
Perang Memanas, Rusia Kembali Bombardir Kota Kunci di Ukraina
(luc/luc)
Sentimen: negatif (97%)