Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Senen
Kasus: covid-19, korupsi
Tokoh Terkait
Proyek Kereta Cepat tidak akan Dimangkrakkan! – Keuangan News
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Menteri BUMN Erick Thohir memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak akan mangkrak meski biaya membengkak.
“Hasil negosiasi kereta cepat harus berjalan, tidak mungkin kita mangkrakkan,” kata Erick saat memberikan keterangan pers di Stasiun Pasar Senen, seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/4).
Menurut Erick, pembengkakan biaya kereta cepat terjadi karena pandemi covid-19 menyebabkan pengerjaan proyek mundur.
“Kalau bengkaknya itu karena korupsi, kita harus musnahkan, tapi ini jelas bengkaknya karena pada saat covid-19, karena proyek-proyek banyak yang mundur,” terangnya.
Selain itu, menurut Erick, pembengkakan biaya proyek KCJB juga terjadi lantaran naiknya harga komponen utama termasuk besi dan baja, hingga terganggunya rantai pasok (supply chain).
“Kalau kita hitung lagi pembangunan sekarang dan kemarin lebih mahal lagi karena tidak hanya besi, (komponen) yang lain-lain juga naik,” ujarnya.
Erick juga mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur memerlukan waktu yang tidak singkat, mengingat segala halnya perlu perencanaan matang untuk penggunaan jangka panjang masyarakat luas.
“Konteks pembangunan infrastruktur itu tidak mungkin seperti kita membangun supermarket (yang bisa cepat). Jalan tol dibangun selama delapan tahun dan terbukti hari ini mulai visible dengan kendaraan dan pergerakan ekonomi yang membaik,” terangnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya menyatakan pemerintah RI masih melakukan negosiasi dengan China terkait tingkat suku bunga pinjaman untuk pembengkakan biaya (cost overrun) proyek KCJB.
Pekan lalu, Luhut mengungkapkan tim teknis dari kedua negara telah menyepakati besaran pembengkakan biaya mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,2 triliun.
Dalam negosiasi, pihak China menawarkan tingkat suku bunga sebesar 3,4 persen dengan total pinjaman US$560 juta. Bunga itu masih lebih tinggi dari harapan pemerintah sekitar 2 persen. (Hfz/CNN)
Sentimen: negatif (84.2%)