Sentimen
Negatif (94%)
22 Apr 2023 : 00.42
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kab/Kota: Semarang, Wonogiri

Kasus: stunting

Kepala BKKBN Apresiasi Percepatan Penurunan Stunting di Wonogiri

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

22 Apr 2023 : 00.42
Kepala BKKBN Apresiasi Percepatan Penurunan Stunting di Wonogiri

SEMARANG - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) mengapresiasi sinergitas dan gotong royong yang dibangun dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Senin (18/04/2023).

Kegiatan silaturahmi dan pemberian bantuan bagi keluarga berisiko stunting di Kabupaten Wonogiri itu dipusatkan di Kantor Kecamatan Tirtomoyo. Hadir Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. O.G. (K) didampingi Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, serta Deputi Bidang Kerawanan Pangan Dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Drs. Nyoto Suwignyo, M.M, dan Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Eka Sulistia Ediningsih dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg. Widwiono,M.Kes.

Hadir juga secara langsung Bupati dan Wakil Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Setyo Sukarno, Komandan Satuan Brimob AKP Hery Arfiyanto, Camat Tirtomoyo Dwi Martanto Yuniarso, M.M.

Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi atas sinergitas dan gotong royong BKKBN, TNI, Polri, dan Pemkab Wonogiri dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Wonogiri itu.

“Ada banyak titik yang bisa kami pilih. Hanya saja kami pilih yang lebih meminggir dari pada yang di kota. Itu salahsatu pertimbangan yang kami pilih (Kabupaten Wonogiri),” kata Hasto menjelaskan alasan dipilihnya Wonogiri menjadi lokasi pelaksanaan kampanye pencegahan stunting ini.

Hasto juga mengatakan adanya program konvergensi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui tagline – nya “Go Nyawiji Sesarengan Wigatekno Stunting”  dengan 4 langkahnya, yaitu “Waregno (Cukupi Gizi), Gatekno (Perhatikan Pola Asuh), Timbangen/Ukuren (Ukur BB & TB) dan Sambato (Lapor ke Petugas Kesehatan)” menjadi daya tarik lebih untuk akhirnya memilih tempat di kabupaten Wonogiri.

Serah terima bantuan stunting kemudian dilakukan  secara simbolis kepada lima keluarga anak berisiko stunting, oleh kepala BKKBN, Bupati Wonogiri, Bapanas, serta Brimob. Pada kesempatan ini pula diberikan bantuan kulkas untuk penyimpanan telur, secara simbolis kepada camat Tirtomoyo oleh kepala BKKBN, untuk selanjutnya dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kunjungan silaturahmi yang dilakukan kepala BKKBN ini merupakan bentuk keseriusan untuk terus mengawal percepatan penurunan stunting. Dr. Hasto menyampaikan kunjungan ini adalah bentuk gotong royong kita dalam menurunkan stunting.

“Hari ini kami membuat percontohan, memberikan 50 anak stunting  sehari 2 telur full selama enam bulan. Dan secara kebetulan kegiatan ini dengan BAPANAS yang punya program selama tiga bulan untuk membagi suplemen komplemen makanan tambahan untuk keluarga yang punya resiko anak stunting,” ujar Hasto.

Kegiatan berlangsung dengan di ikuti oleh 150 peserta. Meliputi 50 sasaran penerima bantuan stunting, Forkopimcam, Kepala KUA, Kepala Puskesmas 1 dan 2, Kepala Desa dan Lurah se-Kecamatan Tirtomoyo, Koordinator PLKB se distrik Baturetno, Koordinator Pertanian Tirtomoyo, Ketua Kampung KB yang ada di kecamatan Tirtomoyo, Ketua PKK Kecamatan Tirtomoyo, Forum Anak, Tokoh Masyarakat, serta PPKBD se Kecamatan Tirtomoyo.

Sementara itu Bupati Wonogiri dalam sambutannya mengatakan pentingnya komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting.

“Yang kami lakukan adalah bagaimana membuat forum komunikasi edukasi dan informasi di Wonogiri. Karena sebagus apapun programnya, jika tidak bisa tersiarkan, tidak diketahui apa - apa” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Ia pun menambahkan langkah langkah yang telah dilakukan di Kabupaten dalam upaya penurunan stunting, diantaranya dengan memberikan tantangan kepada para Kepala Desa di Wonogiri untuk bisa menurunkan stunting di daerah nya masing - masing. Alhasil saat ini angka stunting di Wonogiri menurut E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) adalah 10.04%, dibawah target nasional 14% di tahun 2024 .

“Kami juga punya aplikasi Citra Mutiara Keluarga, yang dari aplikasi ini kita bisa melihat data risiko stunting, yang dari resiko itu, kita bisa lakukan pendampingan dari masa kehamilan sampai lahir” kata Joko.

Pada kesempatan silaturahmi dan penyerahan bantuan anak stunting ini, juga diadakan dialog antara Kepala BKKBN dengan Bupati Wonogiri, Brimob, dan Deputi Badan Pangan Naional.

Dalam dialog tersebut muncul  kesepahaman bersama bahwa penurunan stunting adalah tugas bersama. Hal tersebut diutarakan Danki 1 Yon A Pelopor  AKP Hery Arfiyanto.

“Kami sangat mendukung BKKBN,  yang mana ini adalah kasus nasional. karena stunting akan berdampak negatif di jangka panjang nya. sehingga akan berpengaruh ke sisi kesejahteraan juga sisi - sisi lainya,” ungkapnya.

Senada hal tersebut Deputi Bidang Kerawanan Pangan Dan Gizi Bapanas Drs. Nyoto Suwignyo, MM. menyampaikan dukungannya untuk gotong royong atasi stunting. Ia menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang dikolaborasikan BAPANAS dengan BKKBN. Dan stunting adalah bagian dari urusan BAPANAS, sehingga kolaborasi ini pasti akan menghasilkan keharmonisan.

“Data BKKBN, data yang valid ini bisa kami olah. Kita gunakan untuk membuat program. Contohnya soal gizi harian melalui telur. Ternyata di Jawa tengah produksi ayam dan telur itu cukup tinggi. Dan peternak masih mencari jalan untuk menjual produk - produk tersebut. Maka kami hadir menengahi, BAPANAS tampung dan alokasikan ke daerah - daerah yang memiliki anak stunting,” kata Nyoto Suwignyo.

“Penyerahan bantuan pangan berupa telur dan daging ayam dalam rangka penanggulanagn stunting oleh bapanas. Ini memang program kerjasama dengan BKKBN. Semoga dengan adanya bantuan beras sepuluh kilo untuk KPR sebanyak dua puluh satu juta, dan bantuan  telur dan ayam untuk satu juta empat ratus keluarga beresiko stunting, dapat membantu program yang telah dilaksanakan oleh BKKBN ini,” ujar Nyoto.

Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke keluarga anak yang berisiko stunting serta dilakukan simbolis penanaman bibit kelor, dan budidaya ikan lele. (Ati)

Sentimen: negatif (94.1%)