Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Kab/Kota: Sleman
Tokoh Terkait
Bicara di Hadapan Ratusan Pendeta, Gus Miftah: Kalau Rakyat Indonesia Tak Bisa Akur, Masa Kalah dengan Burung
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Pendakwah Gus Miftah berbicara di hadapan sekitar 200 pendeta dan 50 romo di GKI Gejayan, Sleman, Jogjakarta, belum lama ini. Berbagai cerita menarik yang lalu bermuara mengajak seluruh elemen menjaga kebhinekaan dan cinta tanah air disampaikannya dengan gaya kocak khas pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji itu.
Gus Miftah menyebut bahwa kemerdekaan beragama sangat dijamin oleh konstitusi di tanah air. Oleh karena itu, dia pun berharap para pemuka agama aktif menanamkan rasa cinta tanah air kepada para jamaah atau jemaat mereka masing-masing.
"Jemaah kita mencontoh hal yang baik dari pemuka agama, maka menjadi tugas kita untuk menyampaikan hal-hal baik yang membangun tumbuhnya rasa kebhinekaan dan rasa cinta tanah air," kata Gus Miftah dalam keterangannya, Kamis (20/4).
Dia pun mencontohkan hal-hal sederhana yang bisa dilakukan para pemuka agama untuk memupuk rasa cinta tanah air. Misalnya, seperti yang dilakukan Gus Miftah, mengawali pengajian dengan menyanyikan lagu 'Indonesia Raya'.
"Ini untuk menanamkan rasa cinta tanah air," katanya.
Dia melanjutkan, merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab tokoh lintas agama untuk turut aktif menggelorakan rasa cinta tanah air kepada para jamaahnya masing-masing. Karena bagus tidaknya Indonesia di masa mendatang sangat ditentukan oleh para pemeluk agama.
"Saya sering meminta jamaah saya menyebutkan nama pahlawan nasional, dulu orang kenal Cut Nyak Dien, Cut Mutia, tapi sekarang kenalnya Cut Tari atau Cut Keke," ujar Gus Miftah diiringi gelak tawa banyak orang.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah menjelaskan bahwa dirinya tidak ada rasa khawatir sama sekali ketika agama saling berkompetisi untuk kebaikan dan kemanusiaan.
Dia menyebut semua agama memiliki tujuan baik bagi manusia. Oleh karena itu, dia justru heran ketika masih ada orang yang berusaha mempersulit orang lain untuk beribadah.
"Agama turun untuk memuliakan manusia, semua agama pasti baik karena mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar itu kurang tepat, seharusnya semua agama itu benar bagi penganutnya. Dalam konteks Pancasila kita tidak boleh menyalahkan agama orang lain," paparnya.
"Selama orang Islam ke masjid dan orang Kristen ke gereja pasti ingin menjadi baik. Tapi ingat secinta cintanya kamu dengan Tuhan, jangan sekali-sekali berinisiatif ingin menemui-Nya," lanjutnya.
Gus Miftah yang begitu sibuk di bulan Ramadan tahun ini dengan sejumlah aktivitasnya sempat menceritakan awal mula dirinya disebut sebagai presiden orang berdosa. Hal itu terjadi setelah dia kerap keluar masuk lokalisasi dan klub malam untuk tujuan berdakwah terhitung sejak 2000.
Dia pun menekankan akan pentingnya persaudaraan diantara umat beragama sebagai sebuah fondasi penting untuk membangun bangsa di masa mendatang.
"Kalau rakyat Indonesia tak bisa akur dengan sesama, kalah dengan burung. Ada burung gereja dan emprit kaji. Saking akrab mereka burung gereja tinggal di masjid, begitu pula sebaliknya. Orang muncul kecurigaan, prasangka itu muncul karena kita tidak dekat," jelasnya. (Jpc)
Sentimen: positif (88.6%)