Sentimen
Netral (48%)
21 Apr 2023 : 11.23
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bojonegoro

Tokoh Terkait

Hasil Pengukuran Polusi Udara Versi DLH Bojonegoro Masih Kategori Sedang

21 Apr 2023 : 18.23 Views 1

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Hasil Pengukuran Polusi Udara Versi DLH Bojonegoro Masih Kategori Sedang

Bojonegoro (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro secara berkala melakukan pengukuran tingkat polusi udara di wilayah kerjanya. Hasil pengukuran yang dilakukan pada Mei 2022 menunjukkan kualitas polusi udara di Bojonegoro masih kategori sedang.

“Hasil uji udara akhir Mei 2022 nilai PM 2.5 diketahui 88.22 mikro per meter kubik. Berati masuk kategori sedang,” ujar Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan (Pedal), Ahli Muda Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Tuti Prangmiatun, Selasa (4/10/2022).

Pengukuran kualitas udara itu dilakukan dengan menggunakan alat ukur suhu dan kelembaban dari Kementerian LHK yakni, Passive Sampler. Alat ukur itu dipasang dua kali dalam setahun. Setelah dilakukan pengukuran kemudian hasilnya dikirim ke laboratorium LHK. Sementara DLH Kabupaten Bojonegoro sendiri saat ini belum memiliki alat ukur sendiri.

“Untuk bulan Juli hasil lab di LHK belum keluar. Biasanya tidak jauh beda. Bahwa kualitas udara juga hal yang dinamis, jadi bisa berubah di beda waktu dan beda tempat,” terangnya.

Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.14/menlhk/setjen/kum.1/7/2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara, disebutkan untuk kualitas pencemaran udara kategori sedang ini, artinya tingkat kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan
manusia, hewan dan tumbuhan.

Sedangkan, dalam permen LHK itu untuk kualitas udara yang masuk dalam kategori sedang direkomendasikan, bahwa kelompok sensitif agar mengurangi aktivitas fisik yang terlalu lama atau berat, meski masih dapat beraktivitas di luar.

Sementara, Pegiat Lingkar Studi Ekologi dan Energi Terbarukan (Suket) Indonesia, Syaiful Huda menyayangkan dengan belum adanya alat pendeteksi kualitas udara di Kabupaten Bojonegoro yang bisa dipantau secara real time. Padahal, lanjut dia, alat ukur tersebut sangat penting untuk mengetahui kualitas udara, sehingga masyarakat bisa melakukan tindakan antisipasi.

“Informasi mengenai kualitas atau polusi udara ini sangat penting, mengingat dampak tingkat polutan PM 2.5 yang amat berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” ungkap Syaiful Huda, salah satu anggota pegiat kelas diskusi Suket.

Untuk diketahui, Suket Indonesia sendiri merupakan sebuah program kolaborasi komunitas masyarakat sipil dan jurnalis di Bojonegoro yang punya perhatian (concern) dan fokus bergerak di bidang isu lingkungan. [lus/kun]

Sentimen: netral (48.5%)