Sentimen
Positif (79%)
20 Apr 2023 : 16.09

`Ojo kesusu` untuk memilih siapa cawapresnya

20 Apr 2023 : 23.09 Views 1

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

`Ojo kesusu` untuk memilih siapa cawapresnya

Habiburokhman dan Willy Aditya. (foto: ist)

Elshinta.com - Ramadan di tahun politik menjadi momentum bagi seluruh komponen bangsa Indonesia khususnya partai politik untuk  membangun dan menguatkan koalisi. 

Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Willy Aditya,  yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Perubahan (KIB) mengatakan, saat ini calon presidennya Anies Baswedan dan partai masih berfokus pada silaturahmi di bulan Ramadan ini dengan mendengarkan aspirasi dari segala lapisan masyarakat. 

“Sejauh ini mas Anies masih dianggap menjadi tokoh yang membawa perubahan, yang berhasil menyatukan perbedaan,” demikian Willy dalam acara Elshinta News and Talk pada Kamis, 20/4/2023 pagi. 

Ia juga menanggapi tentang survei-survei yang kadang memberikan gambaran yang tidak pada porsinya. “Yang menjadi keliru dalam hal survey yaitu adanya anggapan bahwa popularitas berbanding lurus dengan kekuatan kinerja, padahal kan ini dua realitas yang sangat berbeda dan ga nyambung,” tambahnya. 

Ditanya tentang kapan Anies mendeklarasikan pasangannya sebagai cawapres? Willy mengatakan nanti akan diumumkan pada saatnya. “Ojo kesusu, sabar nanti ada saatnya dan saat ini masih dalam proses kajian, menimbang dan masukan dari segala lapisan masyarakat,” jelas Willy. 

Sementara narasumber yang hadir dalam talk di Elshinta tadi pagi adalah Politisi Partai Gerindra, Habiburokhman. Ditanya tentang apakah Gerindra masih membuka peluang posisi kedua jika PDIP mengajukan calonnya sebagai capres? Habiburokhman menjelaskan bahwa setiap partai politik menginkan kadernya menjadi calon presiden dalam pemilu 2024 ini.

“Jangankan partai politik, kalaupun ada ormas  bisa mencalonkan calonnya untuk menjadi capres. Pasti merekamenginginkan memajukan dari kader ormasnya,” demikian politis Gerindra ini. 

Namun bicara mengenai koalisi, ia memastikan bahwa setiap partai mempunyai keinginan namun diperlukan komunikasi yang intensif untuk menyamakan pilihan. Narasi besar harus disamakan terlebih dahulu dari partai-partai yang tergabung di koalisi.

"Menurut saya, jika narasi besar sudah ketemu di frekuensi besarnya dan ada kesepahaman yang kurang lebih sama, maka proses pilhannya akan tidak terlalu rumit,” tandasnya. 

Ia menutup perbincangan bawa kini pihaknya tengah dalam proses menerima masukkan dari masayarakat yang tidak berada di parti politik alias independen, serta tokoh-tokoh juga pemuka agama dan lain-lain.

Sentimen: positif (79.5%)