Sentimen
Negatif (84%)
19 Apr 2023 : 14.12

Gus Baha: Dibenarkan Al Quran, Orang Pesantren Tak Boleh Anti Hisab

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

19 Apr 2023 : 14.12
Gus Baha: Dibenarkan Al Quran, Orang Pesantren Tak Boleh Anti Hisab

 

JAKARTA - Penentuan Idul Fitri 1444 Hijriyah dengan metode hisab dan rukyat memantik diskusi di antara para pakar.

Metode penentuan bulan hijriyah dengan metode hisab identik dengan Ormas Muhammadiyah, sedangkan rukyat identik dengan Nahdlatul Ulama (NU).

 BACA JUGA:

Hisab sendiri merupakan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Sementara rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak

Merespons perdebatan terkait metode penentuan bulan baru ini, Kiyai Kondang Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gusa Baha menilai bahwa baik rukyat maupun hisab sama-sama dibenarkan oleh Al Quran.

 BACA JUGA:

"Baik hisab maupun rukyat, itu dibenarkan Al Quran," katanya dalam salah satu ceramahnya di Youtube, Rabu (19/4/2023).

Gus Baha menjelaskan, perbedaan metode dalam menentukan jatuhnya Idul Fitri ini tak perlu didikotomikan. Sebab, keduanya dapat dibenarkan.

Dia pun mengatakan bahwa, kalangan masyarakat yang memiliki tradisi pesantren tak harus serta merta menolak metode hisab, sebab dalam pembelajaran di pesantren, hisab juga dipelajari.

"Dalam fikih Syafi'iah sebetulnya boleh percaya hisab. Asal hisab itu qo'ti dan konsensus. Kamu meskipun punya tradisi pesantren, jangan menolak hisab. Hisab itu dibenarkan Al Quran," ujarnya.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Kulit Kusam, agar Terlihat Lebih Sehat

Follow Berita Okezone di Google News

Ahli tafsir Al Quran ini pun mengungkapkan bahwa, kesalahan dalam penentuan bulan dapat terjadi di dalam ilmu apapun, baik hisab maupun rukyat. Karenanya, jika terjadi kesalahan maka yang salah adalah manusianya, bukan ilmunya.

"Cuma masalahnya satu atau dua orang itu ada subjektifitas atau kadang kurang ahli sehingga salah. Karenanya butuh konsesnsus. Tapi bukan ilmunya yang salah," ucapnya.

Oleh sebab itu, ia mengajak setiap kalangan tak perlu berlebih menolak atau mendukung satu metode tertentu sehingga menajamkan perbedaan.

"Kita sekarang terjebak di politik identitas ormas. Ahli husab itu kita, masa kita menyangkal ilmu sendiri," tegasnya.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Sentimen: negatif (84.2%)