Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Sidang Isbat 1 Syawal, sidang isbat
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Din Syamsuddin Sebut Sidang Isbat Tak Perlu, Habiskan Anggaran Negara Saja
Rilis.id Jenis Media: Nasional
RILISID, Jakarta — Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 Hijriah 2023, kemungkinan akan berbeda antara Muhammadiyah yang sudah menetapkan jatuh pada Jumat (21/4/2023), dengan pemerintah yang kemungkinan hasilnya pada Sabtu (22/4/2023). Dan, perbedaan perayaan Idul Fitri itu sudah sering terjadi di Indonesia, kendati tidak setiap tahun.
"(Perbedaan terjadi) antara sempurnakan bilangan bulan dan perhitungkan atau perkirakan posisi hilal," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dalam keterangannya, Rabu (19/4/2023).
Din menjelaskan, sebenarnya semua ormas sama-sama menggunakan rukyat, yang berarti melihat atau berpendapat dalam bahasa Arab.
Perbedaan terjadi lantaran ada yang menggunakan rukyat bil 'aini atau melihat dengan mata inderawi, dan satu lagi rukyat bil 'aqli atau melihat dengan mata pikiran. Menurutnya, kedua pendapat itu sulit dipertemukan seperti meyakini sesuatu dengan melihatnya (seeing is believing) dan meyakini sesuatu dengan mengetahuinya (knowing is believing).
Karena itu, Din meminta umat Islam menyikapi perbedaan dengan sikap dewasa dalam beragama. Sedangkan pemerintah perlu berada di tengah dengan mengayomi semua pihak dan tidak mengambil posisi tunggal.
Idul Fitri, kata Din, adalah ibadah berdasarkan keyakinan sesuai dalil naqli dan 'aqli. Sebab itu, kepada kaum muslimin untuk menunaikan Shalat Idul Fitri sesuai keyakinannya masing-masing tanpa merusak silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
Sesuai amanat konstitusi, pemerintah harus mengayomi rakyat warga negara dengan memberi kebebasan menjalankan ibadat sesuai keyakinannya masing-masing.
Dia juga meminta pemerintah untuk tidak buang-buang anggaran mengadakan sidang Isbat menentukan tanggal 1 Syawal.
"Karena posisi bulan pada Kamis, 20 April 2023 masih di bawah imkan al-ru'yah, maka tidak perlu diadakan rapat Isbat yang hanya menghabiskan anggaran negara,” tegasnya.
Sebagai gantinya, pemerintah perlu menerapkan konsep kepemimpinan hikmah berdasarkan Pancasila untuk mengumumkan bahwa pada tahun ini ada dua keyakinan tentang Idul Fitri. Yaitu, pada tanggal 21 April 2023 dan 22 April 2023.
Setelah itu, mempersilakan umat Islam memilih sesuai keyakinan dan tetap merayakan ldul Fitri dalam semangat ukhuwah Islamiyah.
"Pemerintah menghormati dan mengayomi keduanya dengan mengizinkan fasilitas umum digunakan untuk Shalat Idulfitri pada kedua hari tersebut," tukasnya. (*)
Sentimen: positif (49.6%)